Jakarta, tvOnenews.com - Konsultan Ibadah Haji Aswadi berharap kepada para jemaah haji 2024 memperhatikan keamanan dan keselamatan jiwa agar bisa mengambil keutamaan (afdhaliyat).
"Menjaga keselamatan jiwa itu lebih utama dari pada mengejar afdhaliyat," kata rektor Universitas Qomaruddin Gresik di Arab Saudi dikutip tvOnenews.com, Sabtu (11/5/2024).
Ia memberikan salah satu contoh ketika waktu afdhal (paling utama) saat lempar jumrah Aqabah akan dilakukan jemaah haji 2024 pada 10 Dzulhijjah atau saat waktu shalat dhuha.
Pada momen tersebut, ia mejelaskan adanya potensi madharat kepada jemaah haji 2024 karena akan bergabung dengan jemaah dari negara lain yang ikut lempar jumrah di sana.
Ilustrasi suasana jemaah haji 2024 di Tanah Suci. (Media Center Haji)
Sebab, jemaah Indonesia harus jaga keselamatan mereka di kegiatan lempar jumrah mengingat jemaah negara lain secara tenaga dan badan lebih besar.
"Waktu utama jumrah (Aqabah 10 Dzulhijjah) memang waktu dhuha. Nah waktu Dhuha ini dipadati oleh orang-orang yang memiliki kemampuan yang super, secara badan dan tenaga," jelasnya.
"Kondisi (jemaah) Indonesia ini memang tidak cukup mengimbangi dengan yang lain. Karena itu ulama ulama kita memberikan solusi boleh (Jumrah Aqabah) sampai tengah malam," sambungnya.
Karena itu ia memberikan pesan kepada jemaah agar selalu mengikuti instruksi dari Kementerian Agama (Kemenag).
Salah satunya jemaah harus mengikuti instruksi Kemenag RI melalui petugas haji yang bertugas di Arab Saudi, khususnya mobilitas di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina).
Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut menyatakan petugas haji akan selalu memberikan arahan berdasarkan pertimbangan asas manfaat juga terhindar dari kemadharatan.
"Semua ini dilakukan untuk menghindari kepadatan yang berakibat pada bahaya keselamatan," pungkasnya. (put/hap)
Load more