Madinah, tvOnenews.com - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyebut saking antusiasnya beribadah di Masjid Nabawi jamaah calon haji paling sering tersesat atau lupa jalan pulang. Hal yang juga sering terjadi, lupa dengan sendal dan tanda pengenal.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memang menempatkan sektor khusus di Masjid Nabawi yang bertugas melakukan perlindungan kepada jamaah calon haji Indonesia dan bersiaga selama 24 jam.
Kepala Sektor Khusus (Seksus) Nabawi, Surnadi, mengatakan di antara sekian tugas yang diemban, kasus kehilangan sandal ketika beribadah di Nabawi hingga jamaah tersesat, menjadi pemandangan yang kerap dijumpai.
"Saat melaksanakan ibadah wajib dan ibadah sunnah di Masjid Nabawi, sebagian jamaah lupa jalan ke penginapan. Ini disebabkan, jamaah masuk dan ke luar di gerbang yang berbeda," ujar Sunardi di Madinah, Rabu.
Sunardi mengatakan jamaah calon haji begitu antusias saat akan melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi. Namun mereka terkadang lupa membawa tanda pengenal, seperti ID maupun gelang.
Ketika terpisah dengan rombongan, peserta haji tersebut lupa jalan pulang menuju pemondokan dan berjalan tanpa arah.
Begitu pula dengan peserta yang kehilangan sandal. Calon haji terkadang menyimpan sandal di boks penyimpanan sandal, namun setelah selesai melaksanakan shalat, ia lupa pintu awal masuk atau tidak menyimpannya di tas pribadi.
Di sinilah, kata dia, peran dari Seksus Nabawi untuk memastikan jamaah pulang dan pergi ke Nabawi dengan aman.
Menurutnya, Seksus Nabawi merupakan kolaborasi antara layanan bimbingan ibadah atau bimbingan ibadah haji, perlindungan jamaah, tenaga kesehatan, hingga pelayanan Lansia.
"Seksus akan melakukan penjagaan di pos-pos yang sudah kami tempatkan di sudut-sudut gerbang masjid. Apabila ada yang tersesat atau kesasar atau terpisah rombongan, akan di antarkan sampai ke hotel," kata dia.
Sementara itu, anggota tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (PKP3JH) Ridwan Arif mengimbau jamaah yang tubuhnya kurang fit, agar tidak memaksakan beribadah di Nabawi.
Ia kerap menangani jamaah utamanya Lansia yang harus di antarkan kembali ke hotelnya karena tiba-tiba merasakan pusing ketika memasuki Masjid Nabawi.
"Seperti kemarin, tiba-tiba ada ibu-ibu merasakan sesak nafas. Kami akhirnya antarkan ke pemondokan untuk beristirahat," kata dia.
Di samping itu, ia mengimbau jamaah untuk selalu membawa ID haji serta tak pernah melepas gelang. Dengan begitu, ketika anggota jamaah tersebut tersesat, bisa langsung diidentifikasi nama hotel, embarkasi, serta kontak ketua rombongan.(ant/bwo)
Load more