Semarang, tvOnenews.com - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut Kota Semarang mempunyai sejarah penting terhadap penyebaran Agama Buddha di Indonesia.
Ita mengatakan keberadaan Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti, Pudakpayung menjadi sejarah panjang penyebaran Agama Buddha di Kota Semarang.
"Tahun lalu, saya menerima (biksu Thudong) di Vihara Adi Dharma Semarang, saat ini saya menerima dan melepas di Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti Pudakpayung, Banyumanik," ucap Ita dikutip tvOnenews.com, Jumat (17/5/2024).
Pemilihan Kota Semarang menjadi titik awal biksu melaksanakan ritual Thudong dalam menyambut perayaan Hari Raya Waisak 2024.
Puluhan biksu yang akan menjalani ritual Thudong pose bareng Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu di Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti Pudakpayung, Kota Semarang. (Dok. Pemkot Semarang)
Para biksu mengagendakan perbedaan ritual Thudong dari tahun sebelumnya pada perayaan Waisak 2024.
Pada tahun 2023, biksu memilih Thailand sebagai titik awal untuk berjalan kaki menuju Candi Borobudur.
Sedangkan tahun 2024, biksu memilih Kota Semarang menjadi titik awal berjalan kakinya.
Lanjut, ia menjelaskan bahwa, ritual Thudong dari Agama Buddha tersebut menjadi kebanggaan dan kehormatan terhadap masyarakat di Kota Semarang.
Hal ini mengingat Kota Semarang menjadi tuan rumah acara level internasional biksu Thudong pada 2024.
Di tahun kedua ini, sekitar 43 biksu berasal dari empat negara, di antaranya Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand akan menjalani ritual Thudong.
Mereka akan berjalan kaki dari Semarang, kemudian melewati Ambarawa untuk menuju Temanggung dan titik akhirnya, yakni Candi Borobudur.
Ia menceritakan bahwa, Kota Semarang mempunyai sejarah panjang terhadap penyebaran Agama Buddha di Indonesia.
Hal ini bermula dari Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti menjadi titik awal pertama kalinya Sima berdiri pada tahun 1959.
Diketahui, Sima menjadi tempat khusus upasampada (pengukuhan) terhadap biksu-biksu baru.
Sima tersebut juga menjadi tempat upasampada biksu pertama kali di Tanah Air setelah ratusan tahun Wilwatikta-Majapahit alami kerobohan.
"Kita jadi tahu Kota Semarang menjadi jejak agama Buddha, kami akan segera melakukan program-program atau pelaksanaan di sini agar menjadi tempat untuk wisata religi," paparnya.
Dari sinilah Pemerintah Kota Semarang akan memperbaiki berbagai fasilitas keagamaan di lokasi Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti.
Terlebih lagi, para biksu dari 13 negara menjadi saksi sebagai pembangun tempat umat Buddha tersebut.
"Sehingga, ini harus menjadi program yang lebih baik untuk menjadi satu tujuan para biksu beribadah di sini, termasuk mendorong menjadi agenda tahunan dan diintegrasikan dengan kegiatan lain," katanya.
Sebagai informasi tambahan, rombongan biksu Thudong sudah menginjakkan kakinya di Vihara Buddha Dipa, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang pada Rabu, 15 Mei 2024 malam.
Mereka berjalan kaki dari Jakarta untuk menuju Kota Semarang dalam penyambutan perayaan Waisak 2024. (ant/hap)
Load more