tvOnenews.com - Salat menjadi kewajiban yang harus dikerjakan umat Muslim.
Bagi orang yang melaksanakan salat tentunya Allah SWT akan membuka pintu rezeki umat-Nya selebar-lebarnya.
Meski begitu, mengapa masih banyak orang yang sudah rajin mengerjakan salat tetapi rezeki tak kunjung datang?
Hal itu yang menjadi tanda tanya terkait alasan seseorang selalu menunaikan salat, Allah SWT masih belum mendatangkan rezeki.
Ilustrasi seseorang bersujud saat salat untuk meraih rezeki. (Kemenag Sumsel)
Seperti apa penjelasan Buya Yahya mengenai tentang hal tersebut, mari simak penjelasannya di sini.
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Buya Yahya, pendakwah itu menjelaskan tentang salat dan rezeki manusia.
Ia mengatakan sebenarnya rezeki setiap manusia sudah diatur oleh Allah SWT.
Baik orang beriman maupun tidak beriman bahwa, Allah SWT telah menetapkan rezeki umat-Nya selama di kehidupan mereka.
"Dunia ini Allah persiapkan untuk orang yang beriman dan orang yang tidak beriman, itulah kasih sayang Allah kepada semua makhluk-Nya," ucap Buya Yahya.
Pria bernama KH Yahya Zainul Ma'arif tersebut menjelaskan bahwa, Allah SWT tidak membedakan rezeki mereka meski kaya maupun miskin.
Walaupun sudah rajin salat, ia menegaskan kalau rezeki merupakan urusan Allah SWT kepada makhluk-Nya di dunia.
"Bukan urusan orang tidak salat, bahkan orang yang tidak percaya kepada Allah pun ada yang dikasih rezeki kaya raya mereka," ujarnya.
"Karena ini urusan dunia, dunia Allah berikan kepada siapa saja," sambungnya.
Bahkan ia menuturkan sekelas orang kafir pun bisa menjadi kara raya dibandingkan umat Muslim yang sudah rajin menunaikan salat.
Namun, kekayaan tersebut hanya menjadi sebatas kesenangan di dunia bukan di akhirat.
"Maka orang kafir pun juga bisa mendapatkan dunia bisa kaya raya tapi sebatas dunia, kesenangan di dunia, setelah itu tidak ada akhirat," jelasnya.
Tak sedikit juga kehidupan orang beriman sudah banyak yang menjadi kaya raya berkat ibadahnya selama di dunia.
"Orang beriman ada yang dikasih dunia kaya raya juga ada. Jadi urusan kekayaan di dunia itu bisa diberikan oleh Allah kepada siapa pun orang beriman yang tidak beriman," terangnya.
Ia memahami banyak orang sudah rajin ibadah merasa cemburu rezeki hidupnya masih sempit daripada seseorang yang bukan ahli ibadah.
Ia menyatakan banyak yang tidak sadar bahwa, seseorang bukan ahli ibadah dan rezekinya lancar bahwasanya mereka dimusuhi Allah SWT.
Sewaktu-waktu mereka akan menjadi orang miskin lantaran karena masuk golongan yang tidak mempercayai keberadaan Allah SWT.
"Cuman kadang kalau melihat dari sisi ini seolah-olah kok kayak pincang, agar tidak pincang Anda lihat itu ada orang tidak pernah salat musuhi Allah nyungsep fakir, ada atau tidak?," tanya dia.
"Kenapa kita tidak juga melihat sisi ini? Dia tidak salat, dia juga membangkang tidak percaya pada Allah nyungsep dia, ada atau tidak?," tegasnya.
Pendakwah itu menuturkan sebenarnya orang miskin tetapi ahli ibadah termasuk golongan yang beruntung.
Allah SWT sedang menguji umat-Nya yang beriman melalui kefakiran di dunia menjadi penyebab seseorang belum dikasih rezeki.
"Makanya kalau ada orang fakir yang ngurusin masjid, orang fakir ahli salat beruntung dia, fakirnya hanya sebatas di dunia," imbuhnya.
Oleh karena itu, Allah SWT memuji manusia sejauh mana mereka bisa menghadapi kehidupannya dan tetap beribadah kepada-Nya.
"Makanya menjadilah kita ini orang yang paling selamat, kalau bisa kita berusaha menjadi orang yang pertama di dunia kita Hasanah Fil Akhirat Hasanah," jelasnya.
Hal itu sesuai firman Allah SWT dari Surat Taha ayat 132 tentang perintah salat akan mendatangkan rezeki, begini bunyinya:
وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى
Wa'mur ahlaka bis-salaati wastabir ‘alaihaa, laa nas'aluka rizqaa, nahnu narzuquk, wal-‘aaqibatu lit-taqwaa.
Artinya: "Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Kesudahan (yang baik di dunia dan akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Taha, 20:132)
Buya Yahya menenangkan bahwa kekayaan di dunia sementara menjadi pengingat orang fakir senantiasa berusaha untuk mengejar akhirat.
"Jika ternyata di dunia kita tidak punya Hasanah memang hidup kita tidak selamanya di dunia, kita berusaha tapi belum berusaha belum ya enggak ada masalah," katanya.
"Tapi kita harus berusaha di akhirat kaya raya, kita punya iman," tambahnya.
Buya Yahya menyebut kecemburuan ahli ibadah dan hidupnya tetap miskin menjadi sikap dianggap kurang baik.
"Maka kadang-kadang cara membandingkan kita tuh gak sehat, ini enggak salat kaya raya, itu salat di masjid kok fakir," pungkasnya.
Kesimpulannya bahwa, umat Muslim yang ahli ibadah belum mendapat rezeki bahwasanya Allah SWT sedang menguji keimanan mereka selama menjadi orang fakir.
Apabila penjelasan di atas belum menemukan jawaban Anda, sebaiknya konsultasi dan dengar kajian para tokoh agama, ulama, kyai, dan ustaz lain.
Supaya Anda dapat menemukan berbagai perspektif dari penafsiran di atas.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more