"38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan," jelasnya.
Ia mengatakan faktor permasalahan ketiga dari perencanaan Garuda Indonesia selalu meleset dan mengakibatkan kloter jemaah terpecah.
"Salah satunya pecah kloter dialami UPG-06 karena Garuda tidak bisa menggantikan pesawat yang mesinnya rusak dengan jenis pesawat yang sama," paparnya.
Terkini, ia menyampaikan bahwa, penerbangan pesawat Garuda kembali bermasalah sehingga beberapa kloter jemaah haji tidak diterbangkan secara bersamaan.
"Kami mencatat sampai hari ini sudah ada empat penerbangan yang pecah kloter. Maksudnya, satu kloter jemaah tidak bisa diterbangkan secara bersama-sama," imbuhnya.
Ia mengatakan potensi keterlambatan penerbangan akan kembali bertambah jika tidak ada langkah mitigasi dari manajemen Garuda Indonesia.
"Potensi ini masih bisa bertambah jika tidak dimitigasi dengan baik karena masa penerbangan jemaah ke Tanah Suci masih akan berlangsung hingga 10 Juni mendatang," jelasnya.
Load more