Jakarta, tvOnenews.com- Jemaah haji indonesia perlu tahu situasi di Arab Saudi, yang suhunya sudah capai 41 derajat celcius. Bisa memicu berbagai gangguan kesehatan, seperti dehidrasi.
Kepala Puskes Haji Kemenkes RI Liliek Marhaendro Susilo, Ak M.M mengimbau agar jemaah dapat menjaga suhu tubuh stabil, dengan alat pelindung diri (APD).
Sebab, di Indonesia, katanya suhu paling panas sekitar 36 derajat celsius, sedangkan suhu di Arab Saudi berkisar 41 derajat celsius.
“Paling panas di sana sekitar jam 3 dan 4 siang. Cuaca paling dingin itu jam 6 pagi. Sekarang 26 derajat celsius kalau pagi di sana. Nanti musim haji, semakin lama semakin panas. Tahun lalu di masa Arafah, cuacanya sampai 50 derajat celsius, rata-rata biasanya 47 derajat celsius,” kata Liliek dalam keterangannya, Jumat (24/5/2024)
Selain cuaca panas, Kapuskes Liliek katakan kelembaban udara di Arab Saudi terbilang rendah. Jemaah haji diingatkan untuk minum air putih sebelum haus.
“Kalau dengar cerita orang pergi haji atau umrah, cuci baju ditaruh di kamar saja kering. Memang tidak basah, meskipun tidak kena matahari, itu bisa kering. Bayangkan, kalau tubuh kita itu tidak terasa haus, tetapi kalau kita ke kamar kecil, kita buang air kecil, kita lihat urine. Nah, kalau urine mulai warnanya kuning kecokelat-cokelatan berarti sudah indikasi kurang cairan,” jelasnya
“Padahal, jemaah mungkin tidak merasa haus. Maka, jangan minum karena haus. Akan tetapi, minumlah tanpa menunggu haus. Yang kita minta agar untuk minum apapun kondisinya setiap 15 menit teguklah air. Supaya terpelihara kebersihan saluran pernapasan, kerongkongan juga," sambung Liliek. (klw)
Load more