Jakarta,tvOnenews.com- Secara umum saat melihat aktivitas akan membayangkan, apa untung dan rugi serta berapa pendapatannya?. Hal ini juga, diarahkan ke pekerjaan Marbot atau yang menjaga dan membersihkan rumah ibadah islam (Masjid atau Musola), ini jawaban Ustaz Adi Hidayat.
Dalam menjawab pertanyaan itu, Ustaz Adi menjelaskan hal utama perlu disadarkan penilaian atas tidak kayanya pekerjaan marbot tolak ukur sukses di dunia. Hal ini, ia jelaskan dalam Youtube pribadinya Adi Hidayat Official.
"Pertanyaannya, apa yang mau dirubah karena mindset seseorang kalau itu selalu penampilan dan materi," kata Ustaz Adi dalam Yooutube, Sabtu (26/5/2024)
"Sedangkan islam itu datang bukan untuk merubah ekonomi,tapi mempercepat atau memberikan keberkahan kepada tujuan berkehidupan," sambungnya
Lebih lanjut, Ustaz Adi katakan kalau dalam berkehidupan di dunia sudah ada diatur dalam islam. Maksudnya, anda mau apa di dunia? sukses, kaya atau apa, hal ini disebut pilihan hidup.
Pilihan inilah seperti jalur, yang mana menggambarkan, jika seseorang memilih jadi Marbot maka itu pilihan sukses dengan tenaga.
"Perhatikan baik-baik, ada 4 pilihan (tujuan) dalam berkehidupan: sukses pertama diberi kedudukan, kedua dengan harta, ketiga dengan ilmu dan keempat dengan tenaga itu ada babnya," ucap Ustaz yang akrab disapa UAH
"Kalau pilih kedudukan jangan tanggung-tanggung langsung pilih yang paling tingggi, kaya mau jadi diplomat langsung yang tinggi jadi Menlu sekalian, cita-cita dibirokrasi jadi presiden sekalian," sambungnya
Salah satu contoh, seseorang mengambil sukses dunia dengan tenaga ialah Bilal. Kita tahu Bilal ialah orang pertama yang kumandangkan Adzan di Makkah.
Sehingga, tolak ukur suksesnya seseorang di dunia tidak bisa disamakan. Sebab jalur atau pilihannya saja ada 4 macam tadi.
Faktanya Bilal pun mendapat respon baik dari Nabi Muhammad SAW dan dijanjikan Surga-Nya Allah SWT.
"Yang dibirokrasi ada Amar, sekarang diharta ada Usman, dan Ali melihat Usman sudah ambil harta dan Amar sudah ambil kedudukan maka passion saya diilmu. Maka yang diperdalam ngaji, Abu Bukhairah ikut, Salman ikut jadi kebanggaan itu bukan kaya tapi ketika dia berilmu bertambah untuk bekal dia menghadap Allah SWT," ujar Ustaz Adi
"Kemudian paling menarik, maka Bilal melihat 4 tinggal satu yaitu Tenaga, makanya dedikasikan hidupnya dengan tenaga untuk mencari Ridho Allah SWT dengan tenaganya maka yang dipakai Adzan," jelas UAH
"Selesai Adzan nabi langsung komen, Bilal langsung like, sahabat langsung share dan kita subscribe sekarang. Apa komen nabi?, aku dengar suara kakiterumpah Bilal di Surga, Bilal ketika dengar itu 'Adzan saja sudah komen saya ke surga', ngapain lagi saya kerja kaya seperti Usman, yang penting saya jaga secukupnya dan meninggal masuk surga, itu fiqihnya," kata UAH dalam menjawab Marbot Tidak Kaya
Lebih tegasnya, Ustaz Adi pun katakan kalau seseorang tolak ukurnya sukses dengan kaya jadi Marbot, maka habis bisa banyak kehilangan kotak amal di Masjid.
Dengan demikian, ia mengajak agar kita semua tidak salah dalam menilai sebuah pekerjaan. Tidak bisa memutuskan dari sisi pandangan sukses di dunia semata.
"Kalau anda ingin jadi ilmuan, salah anda jadi marbot, belajar datangi pengajian pelajari dengan baik. Contoh saya riset dan mengajar saya datang ke toko buku belajar fisika dan belajar banyak karena passion saya dipengetahuan atau ilmu," ungkap UAH
"Jadi kalau kita tahu passion (kelebihan) kita bisa memilih, dan pertahankan hingga untuk pulang. jadikan itu sebagai istiqomah di jalan kita hingga pulang (meninggal)," pesannya
"Kalau kita ingin sukses ukurannya duniawi, maka jangan jadi marbot nanti kotak infaq hilang semua. Marbot itu pilihan, kisahnya ke Bilal," ucap UAH lagi. (klw)
Load more