Jakarta, tvOnenews.com - Juru Bicara Kementerian Agama (Kemenag) Anna Hasbie mengungkap profil jemaah haji gelombang pertama yang berangkat menuju Madinah.
Menurutnya, hal tersebut berkaitan proses penyelenggaraan haji asal Indonesia paling tertinggi di dunia pada tahun 2024.
"Kompleksitas tantangannya sangat tinggi dan itu tercermin dari keberagamaan profil jemaah haji Indonesia, baik dari sisi pendidikan, profesi, kesehatan, termasuk pengalaman bepergian," ujar Anna di Jakarta, Minggu (26/5/2024).
Ia menjelaskan bahwa, para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memiliki tugas yang tidak ringan mengingat jemaah haji 2024 asal Indonesia memiliki beragam profil di dalamnya.
"Tapi mereka memang dilatih dan disiapkan untuk bisa melayani dengan baik seluruh jemaah haji Indonesia dengan keragaman profilnya," jelasnya.
Ia menuturkan keberangkatan jemaah haji sudah dimulai sejak 12-24 Mei 2024.
Hal itu meliputi golongan jemaah haji gelombang pertama yang berangkat dari seluruh embarkasi di Tanah Air menuju Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Mulanya, jemaah haji kloter pertama Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG-01) membuka jadwal keberangkatan haji dari Indonesia menuju Madinah.
Kemudian, kloter 42 Embarkasi Solo menjadi penutup jemaah haji 2024 asal Indonesia yang tergabung dari gelombang pertama pada Jumat, 24 Mei 2024.
Kemenag telah mencatat dari Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) bahwa, 88.987 jemaah haji reguler dari 229 kloter sudah tiba di Madinah, di antaranya 14 orang telah wafat.
Ia mengatakan 88.987 jemaah haji gelombang pertama yang berangkat menuju Madinah memiliki keberagaman profil.
1. 39.811 jemaah laki-laki sebanyak 44,7 persen dan 49.176 jemaah perempuan sebanyak 55,3 persen.
2. 87.673 jemaah haji atau sekitar 98,52 persen belum beribadah haji, sedangkan 1.314 jemaah atau 1,48 persen sudah pernah ibadah haji.
3. Mayoritas gelombang pertama berpendidikan SD sebanyak 26.025 orang, SMA 22.541 orang, S1 21.593 orang, dan SMP 10.126 orang, sisanya sudah memiliki tingkat pendidikan diploma, S2, S3.
4. Kesehatan: 68.781 masuk golongan risiko tinggi sekitar 77 persen yang didominasi pada usia 60-70 tahun sebanyak 23.856 orang, dan 50-60 tahun 21.641 orang.
5. Jemaah haji disabilitas sebanyak 59 orang, terdiri dari kategori 24 laki-laki dan 35 perempuan, paling banyak 10 orang dari Embarkasi Solo.
6. Usia: 19.375 jemaah haji lansia berusia 65 tahun lebih yang meliputi 50,5 persen perempuan dan 49,5 persen laki-laki. (Mayoritas belum haji 98,75 persen)
Uniknya sebanyak 50 persen jemaah haji lansia berusia 65-70 tahun, dan empat jemaah lansia lainnya memiliki usia 100 tahun lebih.
7. Profesi: Petani, ibu rumah tangga (IRT), pensiunan PNS, pedagang, dan pegawai swasta.
8. Pendidikan jemaah lansia: Lulusan SD 10.538 orang, SMP 2.215 orang, SMA 3.380 orang, S1 1.756 orang, S2 246 orang, dan S3 18 orang.
9. Embarkasi paling banyak jemaah lansia berasal dari Solo sebanyak 4.095 orang, Surabaya 3.334 orang, Jakarta-Pondok Gede 2.130 orang, Jakarta-Bekasi 2.122 orang, dan Makassar 1.246 orang.
"Profil jemaah ini mencerminkan tantangan dan kompleksitas kerja para petugas dalam upaya memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji," pungkasnya.
(put/mch/hap)
Load more