Diceritakan bahwa orang pertama memiliki sebuah kebun yang mana ia garap dan jaga sepanjang tahun. Namun suatu hari ketika orang ini pergi, domba milik laki-laki kedua berkeluyuran ke dalam kebun yang subur itu dan memakan tanaman milik orang pertama. Saat mengetahui hal ini, orang pertama pun berupaya meminta keadilan kepada sang pemimpin atas kerusakan yang dideritanya.
Begitu mendengar perihal ini, dengan segala kebijaksanaan yang dimiliki, Sulaiman bin Daud memerintahkan bahwa pemilik domba harus memperbaiki lahan dan menanam kembali tanaman yang telah rusak hingga tanaman itu panen kembali, yang mana jika sudah panen si pemilik domba harus mengembalikan lahan itu kepada pemilik aslinya.
Di saat yang bersamaan, sang pemilik kebun diwajibkan untuk memelihara dan merawat domba milik orang kedua dan memperbolehkan ia mengambil wol dan susu dari domba tersebut hingga kebunnya panen kembali.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, salah satu mukjizat dari Nabi Sulaiman AS adalah ia mengerti bahasa hewan dan karenanya dapat mendengar dan berbicara dengan mereka.
Dalam suatu peristiwa yang tercatat dalam Q.S. An-Naml, diceritakan bahwa pada suatu hari Nabi Sulaiman bersama bala tentaranya sedang menuju Askalon yang berada di Palestina dan melewati daerah yang dinamakan Lembah Semut. Seperti namanya, tempat ini dihuni oleh banyak koloni semut.
Demi melihat Nabi Sulaiman dan bala tentaranya akan melewati rumah-rumah mereka, seekor semut betina menyeru kepada teman-temannya, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (Q.S. An-Naml, ayat 18)
Load more