Allah SWT telah mengingatkan dalam Al-Quran terkait pembiaran kenikmatan yang mengarah kebinasaan melalui Surat Al-A'raf ayat 182-183, Allah SWT berfirman:
وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَ، وَاُمْلِيْ لَهُمْۗ اِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ
Artinya: "Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (menuju kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku sangat teguh." (QS. Al-A'raf, 7:182-183)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Marilah kita mengetahui tentang istidraj yang berasal dari kata dalam Bahasa Arab إستدرج- يستدرج- إستدراجا (istadraja-yastadriju-istidrâjan) yang berasal dari kata singkatannya درج (daraja).
Secara bahasa, daraja memiliki arti yakni, tangga, mengikat, sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, atau secara perlahan-lahan.
Secara istilah bahwa, seseorang telah mendapatkan kenikmatan secara materi dan berasal dari kata semakin bertambah. Hanya saja kenikmatan tersebut bersifat batin yang artinya dilepaskan atau dikurangi tanpa diketahui olehnya.
Allah SWT membiarkan seseorang tersebut atas perbuatan maksiat yang sudah dia lakukan, dan bahkan melakukan kesenangan yang padahal dia sedang melalaikan dirinya untuk menghapus semua kesenangannya.
Sehingga seseorang akan mendapat penyesalan yang terlambat dari kenikmatan berupa maksiat tersebut.
Hal ini berdasarkan contoh dari kisah Fir'aun dan Qarun yang mendapat istidraj dari Allah SWT.
Load more