Siti Sarah akhirnya mengatakan tidak akan mau tinggal bersama dengan Siti Hajar dan Nabi Ismail.
Kisah ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari. Dalam riwayatnya, Ibnu Abbas r.a. berkata:
“….. Dan sebagai lazimnya seorang istri sebagai Siti Sarah merasa telah dikalahkan oleh Siti Hajar sebagai seorang dayangnya yang diberikan kepada Nabi Ibrahim a.s. Dan sejak itulah Siti Sarah merasakan bahwa Nabi Ibrahim a.s. lebih banyak mendekati Hajar karena merasa sangat gembira dengan putranya yang tunggal dan pertama itu, hal ini yang menyebabkan permulaan ada keretakan dalam rumah tangga Nabi Ibrahim a.s. sehingga Siti Sarah merasa tidak tahan hati jika melihat Siti Hajar dan minta pada Nabi Ibrahim a.s. supaya menjauhkannya dari matanya dan menempatkannya di lain tempat.”
Suasana di Masjidil Haram saat Musim Haji 2024 (Sumber: Tovic/Media Center Haji 2024)
Kemudian oleh Imam Al Tsa’labi (ahli tafsir, 350-430 H) diriwayatkan bahwa saat itu datanglah perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim agar membawa istri Siti Hajar, dan Nabi Ismail ke tanah Makkah.
Oleh karenanya, berangkatlah Nabi Ibrahim dengan membawa Siti Hajar dan Nabi Ismail yang masih bayi menuju Makkah dengan menggunakan seekor unta.
Kemudian, setelah berminggu-minggu perjalanan, akhirnya ketiganya tiba di Makkah.
Di tempat dimana Masjidil Haram sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim dan kemudian Siti Hajar dan Nabi Ismail ditinggalkannya dengan hanya dibekali sedikit makanan dan minuman.
Sementara, di sekitar mereka tidak ada tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir.
Siti Hajar pun mencoba memohon kepada Nabi Ibrahim, namun karena Nabi Ibrahim tetap patuh pada perintah Allah SWT.
Nabi Ibrahim tetap meninggalkan istri dan anak yang telah dinantinya selama puluhan tahun itu.
Load more