tvOnenews.com - Pemain Timnas Indonesia dari level muda hingga senior selalu melakukan sujud syukur saat selebrasi gol di setiap kompetisi.
Sujud syukur ini menjadi ciri khas pemain Timnas Indonesia ketika mencetak gol ke gawang lawan dan kemenangan di sebuah pertandingan.
Pemain Timnas Indonesia selalu melakukan sujud syukur sebagai budaya yang mencuri perhatian dunia.
Sujud syukur berawal dari pelatih Indra Sjafri yang melakukan reformasi sepak bola dijadikan budaya saat memimpin sejumlah kelompok umur Timnas Indonesia.
Terkini, sejumlah pemain Timnas Indonesia yang berasal dari besutan Indra Sjafri terpantau masih sujud syukur saat dinahkodai pelatih Shin Tae-yong.
Pemain Timnas Indonesia dari level muda hingga senior selalu sujud syukur saat selebrasi gol. (Kolase Tangkapan layar YouTube Danone Nations Cup & PSSI)
Meski begitu, ada fakta-fakta perbedaan sujud syukur pemain Timnas Indonesia saat dipimpin oleh Indra Sjafri dan Shin Tae-yong.
Hal ini mengingat para pemain Timnas Indonesia sangat jarang menunjukkan selebrasi gol berupa sujud syukur di bawah naungan pelatih Shin Tae-yong.
tvOnenews.com akan mengupas fakta menarik terkait perbedaan sujud syukur yang dilakukan skuad Garuda dari berbagai kelompok umur di bawah asuhan Indra Sjafri dan Shin Tae-yong.
Bagi Anda yang merasa penasaran terkait fakta-fakta perbedaan hal tersebut, mari simak penjelasannya di sini!
Indra Sjafri, pelatih yang berhasil membuat Timnas Indonesia disorot dunia karena mengarahkan para pemain selalu bersujud usai cetak gol.
Tak hanya itu, Indra Sjafri juga mengajarkan pemain asuhannya selalu cium tangan wasit selain sujud syukur di lapangan.
Dikutip dari artikel tvOnenews.com sebelumnya, Indra Sjafri menceritakan awal mula tercetusnya sujud syukur saat selebrasi gol hingga cium tangan wasit sebelum mulainya pertandingan.
Mulanya Indra Sjafri mendapat tugas sebagai pelatih Timnas Indonesia di level usia muda.
Pertama, Indra Sjafri hanya menerima pendaftaran pemain yang berasal dari DKI Jakarta.
Setelah itu, pelatih asal Sumatera Barat itu melakukan blusukan ke seluruh wilayah Indonesia lantaran dirinya tidak puas terhadap komposisi pemain yang hanya diambil dari wilayah DKI Jakarta.
Pada akhirnya, Indra Sjafri menemukan komposisi pemain dan saat itu berhasil membawa Timnas Indonesia U-19 juara di Piala AFF U-19 2013.
Kala itu Indra Sjafri melatih Evan Dimas dan kawan-kawan sebagai pemain yang berhasil ditemukan olehnya setelah blusukan dari Aceh sampai Papua.
Ternyata Indra Sjafri memberikan alasan terkait dirinya bawa Evan Dimas dkk juara Piala AFF U-19 2013 karena ada sujud syukur yang diterapkan setiap selebrasi gol.
Menurutnya, setiap gol yang diraih skuad Garuda Muda saat itu terdapat sebuah kenikmatan dan keberkahan untuk Indonesia.
"Itu dari 2013, emang saya sudah kebiasaan karena memang kalau kita dapatkan kita kenikmatan kita harus bersujud," ujar Indra Sjafri saat diundang di podcast Deddy Corbuzier dikutip tvOnenews.com, Minggu (9/6/2024).
Pria berusia 61 tahun itu menganggap bahwa, buka baju hingga diputarkan pemain asuhannya hanya merugikan tim.
"Daripada pemain-pemain buka baju, selebrasi, putar-putar kan kartu kuning lebih baik sujud syukur," jelasnya.
Meski ia mengetahui bahwa, selebrasi sujud syukur tersebut tidak sesuai rukun dalam Agama Islam.
"Saya yakin sujud syukur itu mungkin secara rukun tidak memenuhi persyaratan masa pemain celana pendek, enggak wudhu dan sebagainya," terangnya.
Namun, ia mempercayai sujud syukur yang diajarkan kepada para pemainnya sebagai simbol dan budaya baru dibentuk oleh Indonesia.
"Tapi kan ada simbol, bersyukur kok. 2013 saya lakuin, kan semuanya sekarang sujud syukur," katanya.
Alhasil, Indra Sjafri kembali membawa Timnas Indonesia juara SEA Games 2019 saat menahkodai kelompok umur U-22.
Uniknya, simbol sujud para pemain Timnas Indonesia sampai saat ini telah mendunia dan menjadi sorotan karena sebagai tanda syukur usai skuad Garuda mencetak gol ke gawang lawan.
Terkini, Indra Sjafri kembali melatih Timnas Indonesia U-20 di ajang Toulon Cup 2024 meski dalam dua pertandingan para pemainnya belum berhasil mencetak gol.
PSSI resmi mengumumkan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia sejak Januari 2020.
Pelatih asal Korea Selatan itu pernah mengaku bahwa, dirinya sempat mendapat tawaran gaji yang menggiurkan dari negara lain untuk melatih timnas mereka.
Nama Shin Tae-yong melejit usai bawa Timnas Korea Selatan tekuk Jerman di Piala Dunia 2018.
Pada akhirnya, PSSI tertarik untuk menawarkan Shin Tae-yong sebagai pelatih andalan Timnas Indonesia sampai sekarang di berbagai kelompok umur.
Meski begitu, ada fakta menarik dari pemain Timnas Indonesia selama dipimpin oleh Shin Tae-yong.
Salah satunya sujud syukur, Shin Tae-yong merasa heran terhadap para pemain Timnas Indonesia yang selalu bersujud di lapangan usai cetak gol.
Hal itu mengingat Shin Tae-yong berangkat dari dalam lingkungan sepak bola Korea Selatan.
Pasalnya, pelatih Timnas indonesia itu jarang menemui selebrasi gol seperti sujud syukur di semua ajang kompetisi sepak bola Korea Selatan.
Ditambah, saat itu seluruh jajaran Timnas Indonesia U-22 di bawah asuhan Indra Sjafri melakukan sujud syukur di Stadion Olimpiade, Kamboja pada ajang SEA Games 2023.
Salah satu netizen Kamboja berasal dari akun TikToknya menganggap bahwa, selebrasi gol para Garuda Muda dianggap sebagai ritual penyembah rumput.
Hingga kini para pemain Garuda sangat jarang menunjukkan selebrasi gol sujud syukur di bawah asuhan Shin Tae-yong.
Meski saat ini banyak pemain naturalisasi yang mendominasi di skuad Timnas Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Shin Tae-yong juga telah membiasakan diri terhadap selebrasi gol para pemain Timnas Indonesia jika ingin sujud syukur.
Shin Tae-yong juga menghormati budaya pemain Timnas Indonesia yang selalu cium tangan wasit dan para pelatih termasuk kepada dirinya.
Pelatih berkebangsaan Korea Selatan itu juga selalu membuat jadwal latihan Timnas Indonesia agar tidak bentrok dengan waktu ibadah para pemain.
Hal ini berdasarkan kebanyakan pemain Timnas Indonesia memeluk Agama Islam dah shalat sebagai kewajiban utama setiap harinya. (hap)
Load more