Lukman tak henti-hentinya istighfar memanggil-manggil asma Allah SWT.
Kecewa tentu menjadi perasaan yang utama muncul dalam hatinya.
Namun nasi sudah terlanjur menjadi bubur.
Ingin hati segera pulang, namun tak jarak tak terkira jauhnya.
"Tidak disangka saya seperti buronan sekarang. Saya di sini (shalat di Masjidil Haram) sebenarnya menghindar, dapat kabar hotel digerebek polisi. Kan ada yang bilang tempat paling aman justru tempat paling berbahaya," katanya.
"Pemilik travel saya (koordinator), ditangkap kemarin. Terus sekarang bagaimana, enggak bertanggung jawab. Panas dingin ini, kawan-kawan pingin ngajak pulang," keluh lelaki 39 tahun itu.
Lukman saat ini tinggal di sebuah pemondokan di kawasan Syisyah, Makkah.
Kepada siapapun, Ia tidak akan mau menyebut nama hotelnya, meski kepada jemaah-jemaah haji lain yang dikenalnya.
Ia mengaku banyak temannya yang mengajak bertemu, tapi ia menolak mengingat posisinya saat ini.
"Ada banyak kawan jemaah di sini, wali-wali santri juga banyak yang kirim WA (WhatsApp) ingin bertemu, tapi sudah lah. Takut saya terjadi apa-apa," ujarnya.
Lukman mengaku berangkat ke Tanah Suci sepekan lalu menggunakan jasa Travel Haji--yang katanya dikelola mukimin asal Medan.
Lukman pergi bersama rombongan dari Madura, Mojokerto, Surabaya, dan beberapa daerah lain hanya dibekali visa ziarah dan janji-janji.
Katanya, sesampai di Makkah nanti ia dan rekan-rekannya bakal diberi visa haji.
Load more