Jakarta, tvOnenews.com - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menekankan pemotongan hewan kurban jangan dilakukan secara sembarangan.
"Banyak pemotongan di tempat ibadah, sekolah, atau rumah kurang memperhatikan kebersihan. Penyembelihan juga kadang tidak sesuai syariat, hewan kurban seperti stres dan kesakitan," ujar Abdul diterima di Jakarta dikutip tvOnenews.com, Sabtu (15/6/2024).
Agama Islam telah mengajarkan bahwa umatnya senantiasa mengamalkan perilaku yang baik terhadap semua makhluk hidup. Termasuk tata caranya saat memotong hewan kurban harus dilakukan secara ihsan.
Namun, masih banyak yang memaksa hingga keluar dari syariat saat memotong dan menyebabkan hewan kurban ketakutan dan memberontak.
Ilustrasi ekspresi hewan kurban kambing pasrah sebelum disembelih petugas. (Freepik)
Bahwasanya perbuatan ihsan kepada hewan kurban tidak hanya saat proses menyembelihnya saja tetapi juga diliat dari dalam kandang hingga terpotong dengan baik dan sempurna.
Banyak yang menganggap hewan kurban hanya dijadikan objek saja. Padahal dalam Islam mengajarkan sebagai kendaraan mereka yang berkurban agar bisa melalui shirath menuju surga.
Meski begitu, bagi yang ingin berkurban harus mengetahui beberapa syaratnya agar bisa terpenuhi dan ibadah kurbannya tetap sah.
Syarat pertama meliputi hewan ternak yang sehat, cukup umur dan benar-benar sudah dimiliki olehnya.
Dalam hal ini, hewan yang merasa kesehatannya kurang, seperti kurus dan tidak layak disembelih maka tak dibolehkan dijadikan hewan kurban.
Syarat kedua, manusia senantiasa memperlakukan hewan kurban dengan baik, termasuk dari proses adab hingga penyembelihan.
Diketahui, adab penyembelihan yang harus diperhatikan tidak boleh mengasah atau mempertajam pisau tepat berada di depan hewan kurban.
Tak hanya itu, penyembelih harus menyembelih hewan kurban secara cepat agar hewan kurban terhindar dari kesakitan.
Penyembelih juga harus membaringkan hewan kurban untuk menghadapkannya di arah kiblat diusahakan ambil posisi miring ke sisi kiri.
Lantaran kebanyakan organ hewan kurban berada di posisi bagian sebelah kiri yang berfungsi agar hewan kurban tetap nyaman saat berbaring.
Ajaran melihatkan perilaku kepada hewan kurban sangat memberikan dampak paling baik dan itu terbukti berdasarkan sudut pandang ilmiah.
Ini sangat berguna dan mempengaruhi kesehatan dan kualitas daging hewan kurban tetap terjaga karena terhindar dari stres.
Saat petugas memperlakukan hewan dengan buruk dan bisa menjadi pemicu stres atau sakit ternyata berpotensi dagingnya alot, keras hingga rasanya tidak enak atau sedap.
Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Dr. drh. Hadri Latif, MSi memberikan istilah bersikap baik terhadap hewan kurban sangat penting sebagai pelaksanaan prinsip animal welfare (kesejahteraan hewan).
Menurutnya, kebebasan hewan memiliki lima poin, yakni terbebas dari rasa sakit, bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari ketidaknyamanan, terluka dan kesakitan, bebas mengekspresikan perilaku alamiahnya hingga terhindar dari cekaman menimbulkan rasa takut.
Kebebasan tersebut seharusnya sudah terjadi saat di tempat penjualan hingga perlakuan pada tempat pemotongannya jika melihat penerapan prinsip kesejahteraan hewan.
Oleh karena itu, petugas harus memperhatikan dimulai dari proses penyembelihan hingga persiapan lingkungan, fasilitas, dan perlakuan terbaik kepada hewan kurban saat penyembelihan.
Hal ini menjadi upaya daging kurban tetap aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH) dari pemahaman syarat dan teknis penyembelihannya dan perlakuan kepada hewan kurban yang benar.
(ant/hap)
Load more