Syariat Islam melanjutkan syariat Nabi Ibrahim AS terkait penyembelihan hewan kurban ini dalam dalil Al-Quran dari Surah Al-Kautsar ayat 1-3, begini bunyinya:
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ, فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ, اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ
Innaa a‘tainaakal-kausar. Fasalli lirabbika wanhar. Inna syaani'aka huwal-abtar.
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak. Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah! Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah)." (QS. Al-Kautsar, 108:1-3)
Saya sebagai khatib menyampaikan bahwasanya rela berkurban bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan oleh kita saat berkurban.
Bagi yang memberikan hewan kurban senantiasa didorong dengan rasa cinta sesuai dari pepatah yang mengatakan "Tiada beban tanpa derita melainkan beban bahagia, tiada kurban tanpa cinta selain kurban yang sia-sia".
Pepatah ini mengambil istilah seorang ayah tidak akan cinta maka tak mau berkurban untuk anak dan istrinya.
Kita bisa mengambil kisah putra Adam, yakni Qabil dan Habil yang saat itu telah terjadinya pengurbanan karena cinta.
Tak hanya itu saja, kita melihat pengorbanan para pejuang dan pahlawan terhadap bangsa dan Negara saat dijajah hingga rela kehilangan harta dan jiwanya hanya demi kecintaan kepada Tanah Air.
Maka saya selaku khatib maupun MC izin menyampaikan untuk mengetuk hati kita semua senantiasa memunculkan niat ikut berkurban karena Allah SWT baik dari segi jiwa, harta, dan tenaga agar mendapat ridha dari-Nya.
Terutama bagi yang sudah mencukupi hartanya maka segera berkurban sebagai bentuk mewujudkan rasa cinta dan kebahagiaan di Hari Raya Idul Adha dan Haji ini.
Ada anjuran bagi orang yang sudah berkecukupan untuk berkurban melalui Hadits Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda:
Load more