Madinah, tvOnenews.com - Fase puncak haji telah selesai.
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), pada Kamis (20/6/2024), yang diakses jam 12.30 Waktu Arab Saudi (Was), total jemaah haji Indonesia yang wafat berjumlah 193 orang.
Sementara khusus puncak haji, 6 jemaah wafat di Arafah dan 27 jemaah wafat di Mina.
Jika dibandingkan tahun lalu, jumlah ini menurun.
Sebagai informasi, data di hari yang sama pada 2023, total ada 313 jemaah haji yang wafat, sekitar 63 di antaranya wafat di Arafah dan Mina.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan hal tersebut karena ikhtiar semua pihak.
“Saya tidak mau bicara jemaah yang wafat dengan angka, ini soal nyawa rasanya bagaimana gitu jika kita bicara dengan angka. Tetapi bahwa jemaah yang wafat tidak setinggi banyak seperti tahun lalu iya,” ujar pria yang akrab disapa Gus Men itu saat ditemui oleh Media Center Haji di Makkah, Rabu (19/6/2024).
Suasana saat Jemaah Haji Akan Lempar Jumrah di Mina, Makkah (Sumber: Khairul Umam/Media Center Haji 2024)
“Ini ikhtiar bersama, jemaah yang menjaga dirinya dengan baik. Juga ikhtiar pemerintah dengan memberikan istithaah kesehatan sebelum pelunasan,” sambung Gus Men.
Sementara, menurunnya angka rawat jemaah pada periode puncak haji juga ditegaskan oleh Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kemenkes, Liliek Merhaendro Susilo.
Menurutnya, jemaah haji yang sakit pada tahun ini juga cenderung menurun dibandingkan tahun lalu.
Liliek mengatakan, indikatornya adalah bed yang disediakan di Pusat Kesehatan Mina tidak semuanya terpakai.
“Artinya jamaah sakit tidak banyak. Dari 20 bed yang disediakan, 5 bed nganggur itu,” kata Liliek saat ditemui di Pos Kesehatan di Jalur Jamarat pada Selasa (18/6/2024).
Pria yang akrab disapa Liliek ini juga menyebut bahwa ketersediaan obat saat ini masih banyak.
Dari 100 persen kapasitas yang dibawa, belum 50 persennya terpakai.
Sehingga artinya stok obat hingga kini masih banyak.
Menurut Liliek, mayoritas jemaah haji Indonesia dalam kondisi sehat selama musim haji tahun ini.
Salah satu faktor penyebabnya adalah kebijakan murur yang diterapkan pemerintah untuk pertama kali.
Dampaknya, jemaah risiko tinggi, lanjut usia, dan disabilitas, terlayani dan tidak terlalu mengalami kelelahan.
"Murur dampaknya luar biasa. Dengan Murur itu indikatornya kalau kita secara logika saja, di pos kesehatan Mina juga nggak begitu banyak yang sakit," tandasnya. (put)
Load more