tvOnenews.com - Shalat menjadi ibadah umat Islam sebagai tiang agama untuk bekal di akhirat kelak.
Sebagai contoh, misalnya shalat menjadi kunci sekaligus pintu agar bisa merasakan kenikmatan terbentuknya sebuah bangunan paling indah.
Hal itu menunjukkan shalat sebagai amalan paling pertama kali dihisab oleh Allah pada saat hari kiamat.
Namun, seringkali banyak orang sedang mengerjakan shalat sulit khusyuk biasanya disebabkan banyak masalah, seperti utang dan sebagainya.
Ilustrasi seorang Muslim mengerjakan shalat dengan khusyuk meskipun banyak masalah dan ingat utang. (Istimewa)
tvOnenews.com melansir dari tayangan kanal YouTube Santri Gayeng, Gus Baha sedang menjelaskan tentang ibadah shalat.
Dalam suatu ceramah, pria bernama KH Ahmad Bahauddin Nursalim itu mengatakan orang yang sedang shalat tidak khusyuk memang sering terjadi.
Gus Baha menyebutkan bahwa, kekhusyukan seseorang saat shalat menjadi tantangan mereka untuk melawan godaan setan.
Hal itu membuat banyak orang pesimis dan merasa ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT hanya karena tak khusyuk saat shalat.
Cendikiawan Islam itu membagikan caranya agar tetap diterima walaupun ibadhanya sulit khusyuk.
Menurutnya, seseorang tidak boleh mengambil kesimpulan terhadap rasa pesimisnya kalau ibadahnya sulit diterima atau ditolak oleh Allah SWT.
Ia menyatakan rasa optimis diambil dari Mazhab Abu Hasan as-Syadzili terkait orang yang tidak boleh merasa bersalah saat shalat.
"Ciri khasnya Mazhab Syadzili itu adalah orang itu tidak boleh merasa salah," ujar Gus Baha.
"Imam Syadzili punya murid sangat alim bernama Abul Abbas al-Mursyi. Abul Abbas ini juga punya murid alim bernama Ibnu Athaillah yang mengarang kitab Hikam," sambungnya.
"Maka cerminan Mazhab Syadzili adalah apa yang ada dalam kitab Hikam," lanjutnya.
Kemudian, ia memberikan contoh terhadap orang yang selalu mengucap rasa bersalah menunjukkan rasa keraguan ibadahnya diterima atau tidak akibat sulit khusyuk.
"Aku tidak tahu, shalat aku diterima atau tidak sama Allah SWT? Menurut Mazhab Syadzili kalau kita ngomong seperti itu diamuk, kamu syirik kalau ngomong begitu," jelasnya.
Ia menegaskan larangan rasa pesimis harus dilakukan supaya setan yang terus menggoda dibuat kesal.
Menurutnya, orang yang masih memiliki tekad untuk ibadah dan sujud kepada Allah SWT maka dia telah berhasil membuat setan tidak berkutik.
Meskipun tekad tersebut menjadi amalan seseorang terlepas shalatnya diterima atau tidak oleh Allah SWT.
"Gimana itu pun sudah buat setan kesal karena kamu mau sujud. Pokoknya kalau bikin setan merasa kesal itu keren banget," imbuhnya.
Ia memberikan contoh lainnya ketika seseorang harus menikmati saat mengucap takbir sebagai awalan ibadahnya.
Saat kenikmatan mengucap takbir tersebut berhasil dirasakan seseorang maka setan sulit menggodanya.
Ketika itu orang tersebut sedang mengagungkan Allah SWT dan langsung mendapatkan perlindungan dari gangguan setan.
Meski pikiran terus meliputi karena banyak masalah dan mempunyai utang yang menjadi celah mudah untuk menggoda manusia.
"Allahu Akbar, kalau kamu Allah sudah mengagungkan-Nya, setan pun langsung kesal kesal, walaupun saat itu kamu lagi ingat hutang," terangnya.
"Sehabis itu kamu sujud berarti kamu patuh kepada Allah, padahal saat itu kamu berdoa, ya Allah berikan saya jabatan," sambungnya.
"Walaupun kalau begitu setan sedang lihat kamu itu sudah kondisi kesal! Asem zaman akhir ternyata masih ada yang mencoba sujud," tambahnya.
Maka dari itu, ia menyampaikan rasa optimis dan tetap bersyukur sebagai cara shalat diterima dari pandangan Mazhab Abu Hasan As-Syadzili.
"Paham ya, gimana pun juga kamu itu hidup ditakdirkan sebagai orang yang bersujud itu menjadi pemberian terbaik dari Allah SWT, makanya kamu harus syukuri," tukasnya.
Tak lupa ia menambahkan rasa syukur agar shalat seseorang tetap diterima harus diselipkan dengan cara beramal.
Cara beramal menjadi bentuk seseorang menutupi rasa bersalahnya ketika shalat sulit khusyuk.
"Makanya beramal sedikit, namun yakin itu anugerah Allah itu lebih baik dari pada beramal banyak tapi merasa salah, itu kata mazhabnya Abu Hasan As-Syadzili," pungkasnya.
Kesimpulan: Cara seorang Muslim menjadikan shalat tetap diterima melalui rasa optimis dan bersyukur ditambah dengan beramal menghilangkan rasa keraguan terhadap ibadahnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more