Jakarta, tvOnenews.com-- Pelaksanaan ibadah haji 2024 tengah jadi sorotan oleh masyarakat Indonesia, karena dianggap banyak kekurangan.
Bahkan kekurangan itu pun, diketahui dari hasil Tim Pengawas (Timwas) yang melakukan kunjungan dan penilaian di Tanah Suci.
Hal ini tentu jadi catatan untuk bahan evaluasi Kementerian Agama (Kemenag).
Melihat ini, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal menyampaikan pendapatnya, kalau memang setiap Haji di tiap tahun pasti memiliki kekurangan.
Namun, hal ini tentu juga diiringi dengan kelebihan atau sisi baiknya. Ulama Indonesia ini pun mengajak untuk, melihat polemik haji 2024 secara objektif.
"Iya setiap tahun haji itu selalu kelemahan, tapi kalau kita bandingkan dengan jumlahnya jemaah haji yang sekian besar ya, dibandingkan negara lain sedemikian kecil," kata Prof Nasaruddin kepada tvOnenews.com dalam acara Milad 65 Tahunnya di Jakarta, Minggu (23/6/2024)
"Bahkan kita (termasuk) paling tertib itu luar biasa. Kita bisa melihat kelemahannya banyak tapi juga harus objektif," jelasnya
Lebih lanjut, Prof Nasruddin juga menyampaikan kalau sisi baik yang perlu diketahui kalau Indonesia jadi salah satu negara sebagai panutan atau contoh, dalam pengelolaan haji.
Hal ini tidak lepas karena Indonesia memiliki kuota haji besar, atau seperlima dari jumlah di dunia.
"Kalau kita telah berpengalaman pengelolaan haji, dan bahkan jadi guru untuk pengelolaan haji oleh negara lain.
"Banyak sekali negara -negara yang belajar tentang, bagaimana mengelola haji sedemikian besar?. Seperlima jumlah haji di dunia itu dari dunia itu Indonesia," ungkap Ulama yang akrab disapa Prof Nasaruddin
"Bahkan kita sering dapat penghargaan paling santun, jarang pelanggaran gitu ya," kata Imam Besar Istiqlal itu
Polemik pelaksanaan haji 2024 yang dipenuhi catatan untuk evaluasi, contohnya disoroti kuota haji Indonesia, dianggap disalahgunakan.
Kemudian, fasilitas berupa sarana ataupun prasarana saat Puncak Haji 2024, dari tenda istirahat jemaah Indonesia sampai katanya pendingin ruangan (AC) pun banyak yang mati.
"Pelayanan di Mina banyak sekali (misalnya) tenda yang penuh sesak, banyak AC yang tidak berjalan, penanganan makanan yang tidak sesuai, toilet yang tidak memenuhi kebutuhan jemaah, dan fasilitas air yang sangat kurang, bahkan air minum juga tidak terpenuhi. Ini menjadi tanggung jawab pemerintah Saudi Arabia,” tegas Anggota Timwas Haji DPR RI, dikutip dari laman resmi DPR
Dengan demikian, evaluasi diharapkan bisa memperbaiki pelayanan haji di masa mendatang.
Sehingga jemaah Indonesia, dapat melaksanakan ibadah dengan lebih nyaman dan lancar kedepannya. (klw)
Waallahualam
Load more