Pada dasarnya haji membuang sifat keburukan saat seorang Muslim memenuhi rukun Islam kelima.
Misalnya melalui lontar jumrah ulah, jumrah wusto, dan jumrah aqabah sebagai bentuk agar terhindar dari sifat dan godaan setan.
"Orang yang sudah haji sudah melunturkan semua keangkuhan, kesombongan, atribut semua baju dilepaskan, jas lepas, dasi lepas, baju kebesaran lepas, baju kehormatan, baju PNS, baju polisi, baju tentara, baju pejabat lepas," bebernya.
Ia menyatakan yang berhak mendapat predikat haji mabrur jika segala sifat dan sikap keburukan dalam diri seseorang berhasil dihapuskan setelah ibadah haji.
"Maka kalau ada haji balik sombong angkuh, dulu sebelum haji mau diundang datang ke rumah. Sekarang kalau tidak ditulis hanya tiga biji tak mau datang ini haji mardud bukan haji mabrur," kata Ustaz Abdul Somad.
"Haji mabrur adalah haji yang ada perubahan. Dulu sebelum berangkat haji pelit, setelah berangkat haji Masya Allah lewat kotak infak Rp2.500," tandasnya.
(hap)
Load more