tvOnenews.com - Shalat dhuha menjadi ibadah sunnah yang terpopuler karena mendatangkan keutamaan rezeki seketika mengalir deras.
Umat Islam telah mendapat janji Allah SWT bagi yang menyempatkan shalat dhuha maka aliran rezeki terus bertambah dan menjadi berkah.
Ini berdasarkan dari riwayat Abu Darda terkait salah satu cara memperoleh derasnya aliran rezeki melalui shalat dhuha, Rasulullah SAW bersabda:
يا ابنَ آدمَ اركعْ لي من أولِ النهارِ أربعَ ركَعاتٍ أكْفِكَ آخِرَه
Artinya: "Wahai anak Adam, rukuklah karena Aku pada awal siang (shalat dhuha) empat rakaat, maka Aku akan mencukupi (rezeki)mu hingga sore hari." (HR. Tirmidzi)
Ilustrasi seorang pria menyempatkan shalat dhuha sebagai amalan pembawa aliran rezeki. (Tim tvOnenews)
Namun, Allah SWT tidak selalu mendatangkan keberkahan rezeki meski hamba-Nya telah rutin atau rajin shalat dhuha.
Apakah shalat dhuha bukan menjadi amalan pembuka pintu rezeki atau ada yang salah terkait pelaksanaannya? Sebaiknya simak di sini agar tidak salah tafsir.
Dikutip tvOnenews.com dari tayangan kanal YouTube Sulthonul Quluby, Habib Novel Alaydrus menerangkan tentang manfaat bagi yang mengerjakan shalat dhuha.
Dalam suatu ceramah, Habib Novel Alaydrus menyatakan shalat dhuha sebagai ibadah sunnah agar seorang Muslim mendapatkan rezeki.
Ia menuturkan sunnah dhuha di waktu pagi hari hingga menjelang shalat Dzuhur sangat membantu bagi yang alami rezeki hidupnya masih seret.
Meski demikian, Habib Novel Alaydrus menegaskan ibadah sunnah ini tidak selalu menjadikan seseorang kaya raya hingga masih tetap alami kesulitan hidup.
Menurutnya, cara shalat dhuhanya ada yang salah sehingga menimbulkan kekeliruan.
"Simpel banget jawabannya, yaitu dhuhamu keliru, shalat dhuhanya enggak keliru, tapi caramu itu yang keliru," ujar Habib Novel Alaydrus.
Ia menjelaskan seseorang mencari solusi agar cepat kaya raya melalui shalat dhuha dijadikan sebagai pembuka pintu rezeki adalah cara yang salah.
Ia menyampaikan Nabi Muhammad SAW memberikan anjuran kepada umatnya agar senantiasa menanam atau menumbuhkan rasa semangat kerja.
Hal ini berasal dari tujuan seseorang yang benar-benar ingin menunaikan amalan shalat dhuha sebagai acuan agar tidak malas bekerja.
"Dimana kelirunya? Shalat dhuha itu bukan shalatnya pengangguran, bukan shalatnya orang malas," jelasnya.
"Shalat dhuha itu shalat yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada teman-temannya, sahabat-sahabatnya yang rajin bekerja," lanjutnya.
Pendakwah berusia 48 tahun itu membagikan alasan rezeki masih seret agar senantiasa di tengah kesibukan bekerja bisa menyempatkan shalat dhuha.
"Sama Nabi diajari kalau di tengah kesibukan tersebut hendaknya kamu shalat sunnah dhuha," tuturnya.
Di tengah kesibukan tersebut, seorang Muslim meminta aliran rezeki yang deras segera tercapai mendapat jaminan akan dikabulkan oleh Allah SWT.
"Nanti kebutuhanmu akan dipenuhi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala," imbuhnya.
Pria kelahiran dari Surakarta itu menyampaikan bahwa shalat dhuha tidak berarti terhadap perbedaan derajat harta baik orang kaya atau miskin.
Ia mempercayai shalat dhuha sebagai amalan agar seseorang mendapat aliran rezeki seluas samudera karena tidak berpengaruh terkait perbedaan kaya dan miskin.
"Nah ini banyak tengah-tengah nganggur salat dhuha, bedanya besar atau kecil? Pasti besarkan," katanya.
Ia melihat dari sunnah Nabi Muhammad SAW bahwasanya shalat dhuha yang paling afdal untuk mendapat keutamaan dahsyatnya dikerjakan saat sibuk kerja.
"Nomor satu tuh kalo pengen afdal ya dhuhanya kerjakan ketika sibuk kerja," tuturnya.
Ia berasumsi seseorang langsung dihargai oleh Allah SWT karena menyempatkan dan telah kehilangan waktu pekerjaannya untuk shalat dhuha.
"Dihargai sibuk bekerja ingat Allah, sama Allah ingatnya di tengah sibuk kerja diganti dengan kecukupan yang luar biasa," ucapnya.
Hal ini berdasarkan pantauan dari malaikat untuk mencatat amalan setiap umat Muslim mengerjakan ibadah sunnah ini.
"Diliat oleh malaikat ini saat sibuk dia mau dua rakaat dhuha," imbuhnya.
Pertanyaannya kenapa bisa seseorang mendapat rezeki jika di tengah kesibukan pekerjaannya menyempatkan shalat dhuha?
Ia pun memberikan contoh dari sejumlah kasus, salah satunya diambil melalui kisah seorang mahasiswa selalu rutin sunnah dhuha saat sedang sibuk kuliah.
Sosok mahasiswa itu juga tidak mempedulikan orang lain jika dirinya diledek karena rela membawa dan menggelar sajadah untuk shalat dhuha di waktu istirahatnya.
Biasanya setiap mahasiswa atau pekerja mengisi kegiatan di waktu istirahat, seperti makan hingga berbincang dengan teman.
Namun, seorang mahasiswa tersebut lebih memfokuskan amalan hidupnya terus ditambah melalui dhuha meski hukumnya sunnah.
"Yang besar dan sangat-sangat luar biasa kalau nanti kamu ketika sibuk kuliah yang lain itu ke kantin makan, kamu gelar sajadah di dalam kelas," paparnya.
"Akhirnya kok sibuknya cari ilmu dikasih ilmu, kalau sibuk cari duit dikasih duit, sibuknya butuh hajat maka dipenuhi hajatnya, resepnya itu," tandasnya.
Kesimpulannya bahwa, seseorang mempunyai keinginan meraih rezeki dengan cepat menjadi penyebab cara shalat dhuhanya keliru.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more