Jakarta, tvOnenews.com-- Nama Mama Ghufron kembali menjadi sorotan publik lantaran, mengaku bisa berbicara semut.
Hal ini pun jadi sorotan publik, dan warganet di sosial media (sosmed), seperti dari Twitter atau X dan Tiktok yang memperlihatkan Mama Ghufron berbahasa semut.
Seperti video Mama Ghufron diunggah akun TikTok @fanatismemematikanlogika perlihatkan cuplikan ceramah gunakan bahasa semut.
Video tersebut menampilkan Mama Ghufron, menyebut bahwa dirinya mampu berkomunikasi bahasa semut, berikut ucapannya:
"Makanya ditanya semut, ini bahasa semut. Bismillahirrahmanirrahim ashkoli inakalli yama kali inaka Ghufron artihi inaya inaka kaliya kali fima Allah. Apakah saya didoakan nggak Ghufron, ya jelas lah!" kata Mama Ghufron dikutip Jumat (5/7/2024)
Melihat ini, tentu mengundang pro dan kontra di tengah publik, dan jadi heboh di Sosmed.
Lantas, bagaimana pandangan islam soal bahasa semut yang disampaikan Mama Ghufron?. Ini penejelasan dari Habib Hasan bin Ismail Al Muhdor dikutip dari Youtube Ahbaabul Musthofa Channel.
Dalam penjelasannya, kata Habib Hasan bahasa semut tidak dimiliki sembarangan orang.
Hal ini, sebagaimana dalam Al-Quran hanya pada Nabi Sulaiman, yang kita ketahui bisa berbicara dengan para hewan atau binatang, seperti semut.
Sehingga bahasa semut yang dilakukan Mama Ghufron layak diragukan atau dipertanyakan.
"Apakah hewan punya bahasa sendiri? iya kita setuju. Lalu apakah ada manusia yang bisa mengerti bahasa hewan atau binatang ya ada hanya nabi sulaiman," kata Habib Hasan dikutip, Jumat (5/7/2024)
"Dari bicara dengan burung hud hud dan bisa bicara dengan semut itu ada di Al-Quran juga yang katakan," sambungnya
Sehubungan dengan ini, Habib Hasan mengingatkan adapun manusia yang bisa memiliki mukzizat seperti para nabi, memungkinkan pada Wali.
Wali yang memiliki kemampuan mungkin sama, disebut karomah.
"Adapun yang bisa turunkan itu, mungkin para wali karomah dan para ulama yang dengan mukzizat yang sama. Maka itu juga bisa untuk para wali, kalau untuk nabi itu mukzizat tapi kalau wali atau ulama itu disebut karomah," terang Habib Hasan
"Hanya satu yang tidak bisa didapatkan mukzizatnya untuk para wali atau ulama yaitu mukzizat nabi Isa yang lahir tanpa bapak. Tidak bisa wali lahir tanpa bapak, ada juga ulama yang mengatakan bisa jadi itu khilaf ulama," sambung Habib menjelaskan
Dengan demikian, jika dikaitkan dengan kasus Mama Ghufron yang mengaku secara pribadi bisa bahasa semut dan menunjukkan secara langsung perlu dipertimbangkan.
Sebab kata Habib Hasan, Wali karomah memiliki kemampuan seperti nabi, tidak melakukan hal itu atau menunjukkan secara langsung.
Para wali akan menjaga kelebihannya, dan dikeluarkan bila momen penting atau dibutuhkan.
"Mukzizat diberi untuk nabi untuk menentang sebagai bentuk melawan para lawan yang tak percaya allah swt. Kalau wali, engga, wali diberi karomah bukan untuk menentang, tidak diharuskan untuk dipercayai," tutur Habib Hasan
"Lain dengan nabi harus yakinkan manusia percaya untuk mengikuti, kalau wali nggak memaksakan," terangnya
"Sehingga kelebihannya itu tidak ditunjukkan seperti nabi, tapi karomahnya itu disembunyikan bahkan tidak dia lalukan walau dia bisa. Atau saat terpaksa," pesan Habib Hasan. (klw)
Waallahualam
Load more