Jakarta, tvOnenews.com - Ketua KPU Hasyim Asy'ari berbuat tindakan asusila dengan seorang wanita menjadi anggota PPLN Belanda, Cindra Aditi Tejakinkin (CAT) mengejutkan masyarakat Indonesia.
Belum lama ini, korban Cindra akhirnya berani muncul di hadapan publik untuk menceritakan saat dirinya mendapat tindakan asusila dilakukan oleh Hasyim Asy'ari ketika menjalani tugas sebagai Ketua KPU RI.
Kronologi tindakan asusila Hasyim Asy'ari kepada Cindra bermula saat korban dilantik menjadi anggota PPLN Wilayah Kerja Perwakilan di Den Haag dan keduanya sering chatting dan telepon dari aplikasi WhatsApp.
Demi memenuhi seluruh persyaratan sebagai anggota PPLN, Cindra dan seluruh anggota lainnya wajib mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis di Bali pada akhir Juli sampai awal Agustus 2023 karena diminta oleh KPU.
Anggota PPLN Belanda Cindra Aditi Tejakinkin (kiri) dan Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari (kanan). (Istimewa)
Mulanya Cindra dan Hasyim pun mulai bertemu dari acara Bimbingan Teknis (Bimtek) di Bali pada akhir Juli sampai awal Agustus 2023 sesuai keterangan salinan putusan DKPP.
Sayangnya saat itu Ketua KPU RI tersebut memanfaatkan kekuasaannya agar selalu menggoda dan menciptakan hubungan asmara dengan Cindra.
Cindra pun mengetahui bahwa Hasyim telah mempunyai istri dan tiga buah hati, begini bunyi salinan putusan DKPP:
"Sejak saat pertama kali bertemu tersebut, Teradu sering merayu Pengadu agar Pengadu mau membina hubungan asmara dengan Teradu, dan atas hal ini, Pengadu telah berkali-kali menolak ajakan Teradu karena Pengadu mengetahui bahwa Teradu memiliki istri dan tiga orang anak di Indonesia." isi salinan putusan DKPP.
Namun, Hasyim dan Cindra tetap menjalin komunikasi dengan baik meski korban telah mendapat ajakan hubungan asmara dengan Teradu.
Dari situ, Hasyim sering chatting Cindra melalui pesan WhatsApp hingga mengajak bertemu dengan Pengadu di Cafe Habitate Jakarta, Oakwood Suites Kuningan, Jakarta Selatan pada 2 Agustus 2023.
Pada 9-12 Agustus 2023, Hasyim terus chatting melalui WhatsApp agar bisa jalan berdua dengan Cindra pada saat acara Bimtek digelar pada Oktober di Belanda.
Uniknya, Cindra mengirim pesan WhatsApp untuk meminta tolong kepada Ketua KPU RI tersebut agar bisa membawa barang pribadinya yang tertinggal di Jakarta ke Belanda.
Cindra pun merasa terkejut daftar barang titipan yang dikirim Hasyim kedapatan satu potong celana dalam (CD) di antara satu Rompi PPLN, satu potong baju dan dua pax cwie mie.
Dalam putusan DKPP, Hasyim Asy'ari menjelaskan bahwasanya satu potong CD yang dikirim olehnya dilakukan tidak sengaja.
"Terhadap pesan tersebut, Pengadu menanyakan apa yang dimaksud dengan 'CD' padahal barang tersebut tidak termasuk barang yang dititipkan oleh Pengadu. Teradu menjawab dengan nada bercanda: Owh maaf keselip hahaha." lanjut putusan DKPP.
Dari September 2023, Hasyim dan Cindra sering melakukan chatting hingga video call WhatsApp pada 7 September 2023 lantaran korban kangen dengan Teradu.
Pada 3 Oktober 2023 inilah Hasyim dan Cindra melakukan tindakan asusila bermula saat Ketua KPU RI itu menghubungi korban agar datang ke kamar hotelnya di Hotel Van der Valk, Amsterdam.
Anggota DKPP Ratna Dewi Pettalolo menyatakan saat Cindra diminta datang malam hari maka momen tersebut tindakan asusila atau hubungan intim terjadi di kamar hotelnya Hasyim.
"Pada akhirnya hubungan badan itu terjadi," ujar Ratna Dewi Pettalolo.
Hasyim mengirim foto berduanya di depan Lobby Hotel Van der Valk diselipkan dengan pesan "My Love" disandingkan emoji love dan emoji bunga mawar merah setelah jalan bareng Cindra di Amsterdam pada 7 Oktober 2023.
Hasyim pun mulai sering mengutarakan perasaannya secara blak-blakan melalui pesan WhatsApp kepada Cindra bertuliskan "Pandangan pertama turun ke hati (emoji peluk)".
Di situlah, Cindra mulai sadar bahwa hubungan terlarangnya dengan Hasyim tidak bisa dilanjutkan lantaran Teradu sudah berkeluarga dan namanya tak mau dipandang buruk oleh publik.
Meski begitu, jika diambil berdasarkan pandangan Islam bahwa orang telah berbuat zina telah melakukan sebuah perbuatan dosa besar.
Salah satu penyebabnya bisa melalui chatting melalui sebuah aplikasi, seperti WhatsApp dan media sosial lainnya.
Dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menilai chatting WhatsApp serupa dengan seseorang sedang berbicara kepada orang lain.
Meski begitu, ia mengatakan proses bicara yang dilakukan oleh dua orang memiliki perbedaan, yakni terjadi melalui sebuah alat komunikasi seperti handphone dan sebagainya.
"Chatting sama dengan berbicara, cuman bicara dengan alat, chatting adalah tidak beda dengan bicara bincang-bincang," ujar Buya Yahya.
Menurut Pengasuh Ponpes Al-Bahjah Cirebon itu, chatting yang dilakukan seperti kasus Hasyim dengan Cindra tidak ada batasan larangannya.
"Laki-laki bicara dengan seorang perempuan boleh, akan tapi biar pun chatting semula adalah sama cuman chatting ada kelebihannya," tutur Buya.
Namun, Buya Yahya menjelaskan proses chatting kepada orang yang bukan mahramnya sudah masuk wilayah untuk diwaspadai.
Ia menyampaikan chatting WhatsApp antara laki-laki dan wanita bukan mahram bisa berpotensi adanya ajakan untuk berzina.
"Cuman lihat kejujuran hati, banyak perempuan rusak, laki-laki rusak karena selalu chatting," katanya.
"Sebab dunia khayalan lebih indah, wah ini orangnya lembut banget apa-apa Assalamualaikum ,makasih, baik mulai terpesona, suamiku SMS aja enggak begitu sudah mulai rusak hatinya," sambungnya.
Ia berpendapat perbincangan yang dilakukan melalui aplikasi dan media sosial salah satu tempatnya setan selalu menggoda manusia.
Misalnya seperti kasus di atas melibatkan Hasyim Asy'ari mengajak Cindra berhubungan badan dengannya secara paksa dilakukan di kamar hotelnya saat di Amsterdam.
"Setan mulai ngomong, padahal dia penipu makanya lisannya lembut dia hati-hati," tegasnya.
"Cuman naudzubillah namanya setan ada alat komunikasi setan hari ini adalah HP, telepon, chatting itu setan di situ di jaringan itu setan," lanjutnya.
Oleh karena itu, Buya Yahya berharap agar seluruh masyarakat Indonesia khususnya umat Islam senantiasa menjaga diri terhindar dari perbuatan zina disebabkan dengan rayuan terjadi melalui proses chatting.
"Jaga hatimu wahai para wanita dan pria juga, jadi chatting pada dasarnya sesuatu yang boleh-boleh saja akan tetapi tidak diwaspadai menjadi bermasalah," tandas Buya Yahya.
(hap)
Load more