tvOnenews.com - Dalam suatu ceramahnya, Buya Yahya mendapat pertanyaan soal seorang pendakwah atau ustaz yang merokok.
Mulanya, ada jemaah yang bertanya bagaimana cara menyikapi ustaz yang merokok saat ceramah dan ustaz yang tidak merokok.
Perihal ustaz yang merokok ini rupanya menjadi perdebatan di kalangan jemaah.
Hal ini karena sebagaian meyakini merokok tidak diperbolehkan dalam Islam.
Hukum merokok dalam Islam sebenarnya tidak ada larangannya secara jelas dalam Al Quran atau hadis.
Disisi lain, Majelis Ulama Indonesia (MUI) melarang rokok karena dianggap makruh dan tidak ada manfaatnya untuk kesehatan.
Pada kesempatan tersebut, Buya Yahya memberikan pandangan dan penjelasannya soal orang rokok.
“Permasalahan rokok diperdebatkan, kami akan ajak anda menjadi orang bijak bukan merendahkan,” kata Buya Yahya.
Buya Yahya lantas membandingkan ustaz yang merokok dengan tidak merokok.
Menurut Buya Yahya, ustaz yang merokok akan dipermasalahkan oleh sebagian jemaahnya yang tidak merokok.
Sedangkan, ustaz yang tidak merokok cenderung diterima oleh semua kalangan termasuk jemaah yang merokok.
“Jadi kalau ustaz perokok ini pasti di kalangan perokok oke satu mazhab, tapi di kalangan tidak merokok dia sebagian kurang,” ujar Buya Yahya.
Buya Yahya lantas berpesan kepada jemaahnya agar tidak menghakimi orang yang merokok.
Bila merasa tidak cocok dengan gaya ceramahnya atau kebiasaannya, lebih baik ditinggalkan.
“Paling tidak disaat ketemu orang yang kurang, dakwah belum bisa masuk secara maksimal, selesai. Ini orang bijak, orang pintar, kita tidak ada mencaci,” terangnya.
Buya Yahya menganggap pilihan ingin berguru dengan pendakwah yang merokok atau tidak merokok adalah keputusan.
“Anda pun bisa memilih dong dalam hal ini. Anda bijak (mengaji) dengan yang merokok pun anda ngambil ilmunya tanpa harus merendahkan,” ucap Buya Yahya.
Kemudian, Buya Yahya berpesan bila seseorang meyakini rokok adalah sesuatu yang diharamkan sebaiknya tidak perlu mencaci perokok.
“Kalau anda meyakini bahwasanya rokok itu adalah haram, maka anda mendoakan dan mohonkan ampun itu tanda iman,” jelasnya.
Perihal pendakwah merokok atau tidak merokok, menurut Buya Yahya bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan.
“Anda bisa memilih demi kebaikan anda, mungkin bisa menghindar dari ketidakbaikan yang dilakukan ustaz. Ingat tetap tidak boleh kita saling merendahkan, saling mencaci,” pesannya.
Sebagai penutup, bila meyakini sesuatu hal adalah makruh atau tidak baik, lebih baik dihindari dan tidak perlu dilakukan.
(adk)
Load more