tvOnenews.com - Nama Pegi Setiawan berhasil menyita perhatian masyarakat, setelah ia dipastikan menjadi korban salah tangkap oleh pihak kepolisian atas kasus Vina Cirebon. Menanggapi isu tersebut, Buya Yahya pun ikut angkat bicara.
Status tersangka Pegi Setiawan akhirnya dicabut oleh hakim tunggal Eman Sulaeman dalam sidang praperadilan yang digelar pada Senin (8/7/2024). Kini, Pegi pun sudah bisa menghirup udara segar dan tak lagi mendekam dipenjara.
Setelah dibebaskannya Pegi Setiawan, isu mengenai salah tangkap oleh kepolisian pun kembali diperbincangkan oleh publik. Bagaimana tidak, kejadian tersebut tidak baru sekali terjadi.
Buya Yahya pun menjelaskan, jika di zaman Nabi Muhammad SAW, kejadian serupa juga pernah terjadi. Kala itu Ali bin Abi Thalib bertanya kepada seseorang yang diduga berasal dari musuh mereka saat Perang Badar hampir terjadi.
"Ada dua orang budak mendekat ke Sayyidina Ali, curiga, (budaknya) ditangkap. Akhirnya (Ali bin Abi Thalib bertanya) 'Kamu mata-mata dari sana, ya?'. Budaknya menjawab 'bukan'," cerita Buya Yahya.
Awalnya berkata jujur, tapi karena didesak untuk menjawab "iya", akhirnya orang tersebut berbohong dan dilepaskan oleh Ali bin Abi Thalib.
"(budaknya) dipukuli, 'mata-mata ya!?', akhirnya (budak bicara) 'iya, iya'. Setelah berkata 'iya', (budaknya) dilepaskan. Pertama memang jujur, akhirnya karena dipukuli mengatakan 'iya'," lanjut Buya Yahya.
Pendakwah yang lekat dengan kacamata dan sorban putihnya itu pun lantas mengimplementasikannya ke isu salah tangkap yang sedang heboh saat. Menurutnya, jika polisi tersebut hebat harusnya tidak perlu sampai memukul untuk membuat orang tersebut berkata jujur.
"Kalau polisi hebat gak perlu memukul. Kalau dipukuli nanti malah salah menghukum," ujarnya.
"Orang dipukuli, kan, sakit. Ngakunya jadi bukan karena benar melakukan, tapi belum tepat sasaran. Mohon maaf, mungkin barangkali ini bukan polisi yang terdidik," lanjutnya.
Buya Yahya saat menanggapi pertanyaan jamaah soal isu salah tangkap oleh pihak kepolisian. Sumber: YouTube/Al-Bahjah TV.
Menurut Buya Yahya, jika polisi tersebut cerdas, tidak memerlukan kekerasan pun ia bisa tahu apakah orang tersebut bersalah atau tidak. Hal itu tidak terlepas dari keilmuan yang sudah dipelajari oleh polisi tersebut.
"Mungkin kalau (polisi) berdas, duduk saja bisa melihat gelagat, mimik muka atau wajahnya, dan sebagainya. Alibi-alibi yang dibuat bisa saja dibongkar dengan kecerdasan seorang detektif," jelasnya.
"Karena dengan kecerdasannya akan ketemu rentetannya juga nanti. Ditangkap, oke, menahan, tapi menghajar jangan. Ditahan untuk ditanya. tapi untuk dihukum gak bisa," lanjut Buya Yahya.
Buya Yahya juga menyatakan jika salah tangkap terjadi, mungkin saja itu hanya oknum polisi yang melakukannya, bukan kepolisian secara menyeluruh.
"Kalaupun ada, husnuzan kami itu adalah oknum polisi. Kalau di kepolisian yang benar, gak mungkin, kan (menangkapnya) dengan keahlian mereka," tutup Buya Yahya.
(ism)
Load more