Hingga kini Israel masih melakukan genosida meski sudah berkali-kali diperingatkan oleh PBB.
"Justru tindakan itu kontraproduktif alih-alih menjadikan orang merasakan sifat bijaknya itu ternyata semakin gelisah, semakin marah, semakin tidak tentram bahkan melihat sebagai hal yang tidak bijak," imbuhnya.
Maka, pendakwah usia 39 tahun itu juga tidak mendukung adanya unggahan tersebut karena bisa merusak citra salah satu ormas keagamaan paling besar di Indonesia.
"Maka kiranya status itu masih dikoreksi lagi sebagai bahan koreksi untuk kita semua, memperbaiki sesuatu bukan dalam konteks menyenangkan orang tapi mengembalikan pada sifat bijak itu sehingga muktadal hal sesuai dengan tempatnya, kondisinya bahkan konteksnya," terangnya.
Ia pun berharap dari pertemuan lima Nahdliyin dan Presiden Israel dijadikan pelajaran untuk tetap bijaksana.
Tak hanya itu, ia mengingatkan masyarakat Indonesia harus terus menyertakan ilmu agama dan berbagai aspek dalam menentukan kebijaksanaan.
"Kita telah mengetahui dengan baik apalagi yang sudah pernah dipesantren, belajar agama dengan sistematis, hukum-hukumnya, kaidahnya. Tentu Insya Allah ini sudah bisa dipahami dan diketahui dengan baik," pungkasnya.
Load more