tvOnenews.com - Shalat memiliki keutamaan karena dijadikan sebagai kewajiban ibadah umat Islam.
Shalat menjadi tantangan bagi umat Islam harus senantiasa khusyuk dan meyambungkan pikirannya kepada Allah SWT.
Biasanya penyebab seseorang sulit khusyuk karena selalu membawa dunia dalam pikirannya ketika mengerjakan shalat.
Ustaz Adi Hidayat mengingatkan alasan shalat sulit khusyuk karena pikirannya selalu tersambung tentang dunia.
Namun, Ustaz Adi Hidayat menyampaikan gerakan takbir yang salah juga penyebab seseorang susah khusyuk saat shalat.
Ilustrasi takbir saat memulai shalat. (Tim tvOnenews)
tvOnenews.com melansir dari unggahan video Instagram @aliqa.id, Rabu (17/7/2024), Ustaz Adi Hidayat mengambil tema tentang amalan shalat.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan orang yang menunaikan shalat dapat membawa kebahagiaan.
Pendakwah itu juga menuturkan bahwasanya shalat bisa membuat seorang Muslim merasa tenang dalam menjalani kehidupannya.
Tak hanya itu, ia menganggap shalat sebagai amalan yang dihisab pertama kali oleh Allah SWT di akhirat kelak.
Penjelasan ini berdasarkan hadits dari Anas bin Malik mengenai amalan pertama kali dihisab adalah shalat, Rasulullah SAW bersabda:
"Yang pertama kali akan dihisab dari seseorang pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, akan baik pula seluruh amalnya. Jika shalatnya rusak, akan rusak pula seluruh amal perbuatannya."
Meski demikian, ia memperhatikan alasan masih banyak orang sulit khusyuk ketika beribadah.
Menurut pendakwah asal Pandeglang itu, penyebab shalat sulit khusyuk terletak dari cara orang tersebut saat takbiratul ihram.
Ia menyampaikan takbiratul ihram yang salah diakibatkan karena seseorang masih membawa dunia ketika shalat.
"Sedikit orang shalat sulit menemukan kekhusyukan karena dia bertakbir masih membawa dunia," ungkap Ustaz Adi Hidayat.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu menganggap kehusyukan sulit didapatkan karena masih banyak yang tidak mengerti terhadap gerakan takbirnya.
Ia berasumsi tentang dunia menjadikan seseorang menganggap shalat sebagai formalitas.
Hal itu menjadi penyebab seseorang sudah melakukan kesalahan saat takbiratul ihram sebagai gerakan awal shalat.
"Dia tidak shalat dengan memahami gerakan takbirnya, dia jadikan sebagai formalitas," jelasnya.
Ini berpacu dari hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri RA disahihkan oleh Syaikh Al-Albani terkait takbiratul ihram sebagai bentuk awal kesucian ibadah, Rasulullah SAW bersabda:
مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
Artinya: "Pembuka shalat adalah bersuci, yang mengharamkan dari perkara di luar shalat adalah ucapan takbir dan yang menghalalkan kembali adalah ucapan salam." (HR. At-Tirmidzi Nomor 238 dan Ibnu Majah Nomor 276)
Kemudian, ia menyoroti banyak orang berpendapat shalat sulit khusyuk tetap mendapat pahala.
Kebanyakan mereka berasumsi pahala tetap didapat karena diambil dari ilmu fiqih.
"Apakah benar secara fiqih gugur kewajiban dapat pahala sesuai keikhlasan?," tanya Ustaz Adi Hidayat.
Meski begitu, ia kembali mengingatkan apabila cara takbiratul ihram masih salah maka tidak mendapat keutamaan ibadahnya.
"Tapi value dari shalat yang mahal itu enggak dapat," tegasnya.
Kemudian, ia juga memperhatikan rukun shalat lainnya agar seseorang tetap khusyuk saat ibadah.
Misalnya meliputi cara gerakan tangan saat takbir, bacaan, alasan dan keutamaan Al-Fatihah ketika shalat.
"Kenapa takbirnya begini? Kenapa tangan kanan menutup yang kiri? Apa maksudnya sampai kita diperintahkan shalat?," tanya dia lagi.
"Bagaimana kemudian kita saat baca Al Fatihah? Kenapa yang dibaca itu? Apa yang jadi bimbingan Al Fatihah untuk kehidupan kita?," tambahnya.
Pendakwah usia 39 tahun itu mempercayai apabila setiap gerakan dan nilai-nilai shalat sudah diaplikasikan maka berdampak terhadap kehidupan seseorang.
Contohnya shalat dapat merubah kehidupan seseorang semakin lebih baik.
"Kalau shalatnya seperti itu akan merubah kehidupan kita," katanya.
Ia menambahkan bahwa, shalat juga sebagai ciri-ciri seseorang meraih kesuksesan hingga kebahagiaan.
Ia menuturkan alasan shalat bikin sukses sebagai puncak tertinggi seseorang menunjukkan keimanannya kepada Allah SWT.
"Shalat menandakan kesuksesan, shalat itu kunci kebahagiaan," ucapnya.
"Nanti tinggal pertanyaannya, apakah setiap orang yang shalat itu bisa sukses dan bahagia," sambungnya.
Kemudian, ia menanggapi dari beberapa orang yang memberikan pendapat terkait mereka sudah rutin shalat tidak kunjung sukses.
Mereka juga sudah merutinkan ibadah sunnahnya untuk penambah amalan shalatnya di dunia.
Namun, mereka tidak belum mendapat kesuksesan menjadi penyebab shalat tidak ditinggalkan atau tak dikerjakan lagi.
"Kenapa banyak orang sudah banyak shalat dan sudah tambah sunnahnya tapi belum merasakan kesuksesan yang diidamkannya?," respons Ustaz Adi.
"Boleh jadi itu menandakan sifat kehusyukannya," tandasnya.
Kesimpulan: Cara takbiratul ihram yang masih salah dan sering membawa dunia ketika shalat menjadi penyebab seseorang sulit khusyuk.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more