tvOnenews.com - Surat Al-Fatihah memiliki ciri-ciri terpopuler sebagai bentuk bacaan surat pembuka dalam Al-Quran.
Hal ini menjadikan Surat Al-Fatihah mempunyai sebutan Ummul Quran atau umul kitab.
Surat Al-Fatihah juga bersifat wajib dijadikan bacaan saat shalat fardhu hingga sunnah.
Meski Al-Fatihah berada di golongan surat Makiyah, yakni mempunyai bacaan pendek.
Ilustrasi Al-Quran. (Pexels/Alena Darmel)
Setiap ayat menjadi bagian dalam Surat Al-Fatihah mempunyai tafsir atau makna kandungan yang berbeda-beda.
Maka, tvOnenews.com ingin membagikan tentang tafsir Surat Al-Fatihah ayat 2 sebagai lanjutan pembahasan dari tafsir ayat 1.
tvOnenews.com mengutip tafsir tentang Surat Al-Fatihah ayat 2 diambil dari beberapa sumber, termasuk Kemenag RI dan TafsirWeb.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Al-hamdu lillaahi rabbil-aalamiin.
Artinya: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam."
Jika berdasarkan tafsir dalam Kemenag RI bahwa seluruh makhluk hidup dan segala yang diciptakannya senantiasa memuji dan mempersembahkan untuk Allah SWT.
Berbagai pujian mengarah kepada Allah SWT dimana sebagai Tuhan Pencipta dan Pemelihara yang ada di dalam seluruh alam, salah satunya seluruh makhluk di alam.
Kalimat ini berawal dari kata "Al-hamdu" mempunyai arti, yakni "pujian" sebagai bentuk balasan telah mendapat berbagai kebaikan dari Allah SWT.
Kita sebagai manusia turut merasakan berbagai kenikmatan selama ini pada dasarnya berasal dari Allah SWT.
Kemudian, bacaan al-hamdu lillaah menunjukkan setiap hamba-Nya yang selalu mengucap bahwa mereka sedang memuji Allah SWT. Dalam arti tidak hanya mengakui Allah SWT berhak mendapat pujian.
Kalimat "Alamin" mempunyai arti seluruh alam mengacu kepada semua jenis makhluk di dunia.
Alam sendiri memiliki penjelasan khusus yang dimaksud dalam tafsir ini, yakni alam binatang, tumbuhan, manusia, makhluk halus, benda.
Adapun mengacu tafsir Al-Muyassar dari Kementerian Agama Arab Saudi bahwa Surat Al-Fatihah ayat bentuk pujian kepada Allah SWT.
Pujian ini meliputi kepada seluruh sifat, misalnya sifat kesempurnaan dapat memberikan kenikmatan yang bisa berwujud dan tersembunyi.
Tak hanya itu, sifat ini juga meliputi agamawi dan duniawi dimana mempunyak makna kandungan adanya perintah untuk hamba-Nya senantiasa memuji-Nya.
Kemudian, tafsir menjadi pengawasan professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah, Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz menjelaskan Allah SWT Maha Pencipta seluruh makhluk maka berhak mendapat pujian dan sanjungan kepada-Nya.
Tafsir ini menganjurkan seorang mukmin agar senantiasa menghayati soal seluruh jagat raya baik dari setiap waktu hingga tempat selalu memberikan pujian kepada Allah SWT.
Hal ini membuat seorang mukmin selalu berzikir yang diagungkan dan dicintai oleh Allah SWT.
Selain itu, tafsir Al-Mukhtashar atau Markaz Tafsir Riyadh menjadi pantauan Imam Masjidil Haram, Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid mengenai Surat Al-Fatihah ayat 2.
Tafsir ini menjelaskan berbagai bentuk pujian sebagaimana menunjukkan keagungan dan kesempurnaan hanya untuk Allah SWT sebagai Maha Pencipta dan Pengaturnya.
Tafsir tersebut menerangkan bacaan ayat 2 dari kata "Al-Alamun" mempunyai bentuk berupa plural dari kata "Alam" berarti segala sesuatu yang patut disembah hanya Allah SWT.
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir berasal dari mudarris tafsir Universitas Islam Madinah, Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar menerangkan tentang kalimat "Alhamdu".
Tafsir ini menjelaskan bahwa ucapan "Alhamdu" sebagai bentuk pujian berbentuk lisan ditujukan untuk sesuatu yang enak dipandang.
Itulah beberapa tafsir diambil dari berbagai pihak mengenai Surat Al-Fatihah ayat 2 menunjukkan sebagai bentuk "pujian" dari seluruh makhluk hanya untuk Allah SWT.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more