“Tidaklah duduk dan berkumpul suatu kaum dengan mengingat Allah (berdzikir) kecuali mereka dikepung oleh para malaikat, diliputi rahmat, diberikan ketenangan, dan Allah mengingat siapa saja yang berada di tengah-tengah perkumpulan tersebut” (HR. Muslim).
Sementara, untuk adab berzikir, sebagaimana dilansir dari laman NU Online, Sayid Abu Bakar dalam kitab Kifayatul Atqiya menjelaskan bahwa salah satu adab berdzikir adalah tidak minum baik di tengah maupun setelah selesai berzikir. Berikut penjelasannya.
وَيَنْبَغِيْ أَنْ لَا يَشْرَبَ الْمَاءَ عَقِبَهُ أَوْ أَثْنَائَهُ لِأَنَّ لِلذِّكْرِ حَرَارَةً تَجْلِبُ الْأَنْوَارَ وَالتَّجَلِيَّاتِ وَالْوَارِدَاتِ وَشُرْبُ الْمَاءِ يُطْفِئُ تِلْكَ الْحَرَارَةَ
“Sebaiknya (orang yang berdzikir) tidak minum setelah atau di tengah-tengah berdzikir. Karena seseungguhnya dzikir memiliki panas yang dapat menarik cahaya, manifestasi (kekuasaan) Allah, (petunjuk) yang datang saat itu. Minum air dapat memadamkan panas itu” (Sayyid Abu Bakr, Kifayatul Atqiya, Indonesaia: Daru Ihya, hal. 107).
Wallahua'lam.
Load more