Dalam catatan McKinsey, terdapat tiga hal mendasar yang dibutuhkan agar mampu berkembang dalam kondisi penuh tantangan digital dan rancang bangun otomasi tersebut. Pertama, kompetensi dan kemampuan diri untuk memberi nilai tambah atas sistem otomasi dan perangkat pintar (intelligent machines). Dalam pemahaman demikian, individu diharapkan tetap mampu berkontribusi dan memberi makna yang lebih jauh.
Kedua, tetap berperan dalam lingkungan digital yang memungkinkan individu menjadi “tuan” atas disrupsi teknologi digital dan perkembangan lainnya. Ketiga, kesediaan dan kemampuan diri untuk terus beradaptasi terhadap kesempatan dan cara-cara baru sebagai buah dari disrupsi dan perkembangan yang demikian cepat.
Dalam perspektif demikian, jika gagal dalam memenuhi indikasi kompetensi yang dijabarkan oleh McKinsey, maka peluang untuk maju dan memberikan kontribusi dalam kontestasi tersebut dengan sendirinya akan menyempit. Peningkatan diri dan kompetensi yang dibutuhkan di dalamnya, sebagaimana peringatan McKinsey, menjadi kunci penting untuk menghadapi beragam tantangan tersebut. Lagi-lagi, memanfaatkan waktu menjadi hal yang sangat penting untuk dijalankan.
Dengan khutbah yang sederhana namun dengan pesan yang demikian kuat, sebagaimana keyakinan para pemikir di atas, Kiai Marsudi Syuhud sejatinya mengajak kita semua untuk berbuat yang terbaik dengan memanfaatkan waktu yang tersedia dan perlunya muhasabah atas perjalanan yang dilalui.
Kita tahu, sebuah hadis masyhur yang diriwayatkan Imam Nasai dan Baihaqi telah mengingatkan pentingnya menghargai waktu dan kesempatan yang ada. "Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu."
Hadis demikian sejalan dengan apa yang dinyatakan salah satu Kaisar Roma Marcus Aurelius, meski dengan semangat yang berbeda. Dikatakan olehnya, “jangan hidup seolah-olah Anda bakal hidup seribu tahun lagi. Kematian mengintai Anda. Selagi Anda masih hidup, mumpung Anda masih ada di muka bumi ini, berjuanglah untuk menjadi orang hebat sejati.”
(Penulis: Saiful Maarif, Asesor SDM Aparatur Kementerian Agama/Sumber tulisan:kemenag.go.id)
Load more