Jakarta, tvOnenews.com - Kelompok pejuang Palestina, Hamas mengancam Israel yang telah memerintahkan pemukim Zionis menyerang Masjid Al-Aqsa.
Hamas memberikan peringatan kepada Israel karena tidak ingin Masjid Al-Aqsa dinodai oleh pemukim Zionis.
Ancaman tersebut bermula sejak Hamas merespons Menteri Israel sayap kanan Itamar Ben-Gvir mengeluarkan pernyataan pemukim Zionis melakukan aksi berbahaya menodai Masjid Al-Aqsa.
Dilansir tvOnenews.com berdasarkan dari laporan kantor berita Palestina, Samas dikutip oleh IRNA, Kamis (25/7/2024), Hamas mendengar pemukim Zionis mendapat karpet merah dari hasil pernyataan Itamar untuk menyerang Masjid Al-Aqsa.
Hamas menyatakan niat jahat dari kabinet rezim pendudukan dan Yudaisasi berdasarkan berbagai pernyataan Itamar Ben-Gvir benar-benar serius untuk melakukan aksi penyerangan.
Kelompok pejuang Palestina itu mengatakan penyerangan tersebut mengarah ke masjid dan bertujuan menghapus identitas Islam di situs suci Al-Aqsa.
Hamas menyerukan tindakan komprehensif negara-negara Arab dan Islam untuk mendukung Masjid Al-Aqsa dan menggagalkan rencana Zionis.
Selain itu, Hamas juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus menjaga Masjid Al-Aqsa sebagai situs suci ketiga dalam Islam.
Penjagaan tersebut mempersiapkan dengan segala kekuatannya dan menggagalkan segala upaya rezim fasis yang menodai identitas al-Quds.
Pada Selasa pagi, IRNA berpendapat Hamas benar-benar menyerukan perlawanan saat memperingatkan semua serangan Zionis terhadap Masjid Al-Aqsa.
Sebelumnya Ben-Gvir melihatkan tindakan secara kontroversial pada Kamis lalu. Ia mendapat pengawalan ketat pasukan Israel saat memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah pengawalan ketat pasukan Israel.
Tak hanya itu, Ben-Gvir sering kali menegaskan kepada para penjual Zionis untuk selalu memasuki area kesucian masjid.
Padahal jika mengacu pada perjanjian perbatasan 1967 berisi tentang non-Muslim, termasuk kaum Yahudi dilarang keras melakukan berbagai kegiatan keagamaan apa pun, terutama ritual di kompleks Masjid al-Aqsa.
Mereka dari golongan non-Muslim hanya mendapatkan izin untuk mengunjungi situs tersebut pada waktu tertentu.
Pemukim Israel dan sejumlah menteri Zionis sayap kanan acap kali tidak mematuhi dan selalu melanggar perjanjian perbatasan 1967 dengan memasuki masjid di luar dari ketentuan waktu-waktu pengunjungan.
(ant/hap)
Load more