Jakarta, tvOnenews.com - Kelompok pejuang Palestina, Hamas kembali memberikan kecaman kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu telah diberikan kesempatan pidato di Kongres Amerika Serikat (AS).
"Netanyahu seharusnya ditangkap sebagai penjahat perang dan diserahkan ke ICC (Pengadilan Kriminal Internasional), bukannya diberi kesempatan untuk memoles citranya di hadapan dunia dan menutupi pembunuhan massal dan pembersihan etnis di Gaza," ujar Hamas dalam pernyataannya dikutip, Jumat (26/7/2024).
Hamas menyampaikan kecamannya karena telah mengetahui Netanyahu membaca pidato di hadapan Kongres AS pada Rabu (24/7/2024).
Menurut Hamas, kejahatan perang dilakukan Israel di Jalur Gaza membuat beberapa pihak melakukan aksi walk out.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melambaikan tangan di sebuah sidang Kongres Amerika Serikat. (ANTARA/Anadolu/aa)
Mereka yang memutuskan aksi keluar dari ruangan (walk out) hampir setengah dari anggota parlemen Demokrat di DPR dan Senat saat Benjamin Netanyahu berpidato.
Hamas berpendapat dari mereka yang keluar dari ruangan menandakan Israel sedang mengalami krisis militer sejak peperangan dengannya pecah di Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu.
"Pidato Netanyahu mencerminkan kedalaman krisis militer, keamanan, dan internasional yang coba ia tutupi di depan publik dengan membenarkan kekalahan yang diderita oleh tentaranya di Gaza," jelas Hamas.
Hamas memberikan tuduhan kepada Netanyahu selalu mengakui Israel telah menang secara palsu.
Misalnya kemenangan tersebut meliputi pembebasan beberapa sandera, yang padahal selalu mengabaikan peringatan bertajuk "pembantaian mengerikan".
Netanyahu terus mengerahkan militer Israel untuk melakukan pembantaian terhadap warga sipil di Rafah dan Nuseirat.
Sebagai informasi tambahan, Netanyahu tiba di AS pada Senin (22/7/2024) dan telah mempunyai jadwal bertemu dengan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris pada Kamis (25/7/2024).
Sebelum kembali ke Israel, Netanyahu juga telah mempunyai rencana melakukan pertemuan dengan mantan Presiden Donald Trump di Florida pada Jumat (26/7/2024).
(ant/hap)
Load more