Jakarta, tvOnenews.com-- Bagi umat muslim terkait Allah SWT memang dipahami yang Maha tahu segalanya dan Maha pemaaf.
Hal ini disampaikan dalam Surah An-Nisa ayat 17, kalau Allah SWT sangat mau memaafkan hambaNya yang mau bertobat.
Sebagai berikut, Surah An-Nisa ayat 17 dirangkum dari laman Qur'an Kementerian Agama (Kemenag):
اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰۤىِٕكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
Innamat-taubatu ‘alallāhi lil-lażīna ya‘malūnas-sū'a bijahālatin ṡumma yatūbūna min qarībin fa ulā'ika yatūbullāhu ‘alaihim, wa kānallāhu ‘alīman ḥakīmā(n).
Artinya: "Sesungguhnya tobat yang pasti diterima Allah itu hanya bagi mereka yang melakukan keburukan karena kebodohan, kemudian mereka segera bertobat. Merekalah yang Allah terima tobatnya. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
Dalam tafsirnya Kemenag disampaikan, pada ayat lalu ditegaskan bahwa Allah Maha Penerima tobat dan Maha Penyayang.
Sesungguhnya bertobat kepada Allah yakni penerimaan tobat yang diwajibkan Allah atas diri-Nya sebagai salah satu bukti rahmat dan anugerah-Nya kepada manusia itu hanya bagi mereka yang melakukan kejahatan, baik dosa kecil maupun dosa besar.
"Karena tidak mengerti yakni karena didorong oleh ketidaksadaran akan dampak buruk dari kejahatan itu, kemudian mereka segera bertobat kepada Allah dengan tulus disertai penyesalan yang mendalam paling lambat sesaat sebelum berpisahnya roh dari jasad.
Tobat mereka itulah, yang kedudukannya cukup tinggi, yang diterima Allah," bunyi lanjutan tafsirnya.
Kemudian, Allah Maha Mengetahui orang yang betul-betul jujur, tulus, dan ikhlas dalam tobatnya. Dia juga Mahabijaksana dengan tidak berbuat aniaya kepada hamba-Nya, sehingga Dia menerima tobat siapa yang wajar diterima dan menolak siapa yang pantas ditolak tobatnya. (Klw)
Waallahualam
Load more