tvOnenews.com - Surah Ali Imran mengambil kisah tentang keluarga Imran yang melahirkan Maryam binti Imran dan kelahiran cucunya sekaligus putra Maryam, yakni Nabi Isa AS.
Surah Ali Imran mendapat nama sebagai "Az-Zahrawaani" dengan nama lain dua yang cemerlang disusul oleh Surah Al-Baqarah.
Surah Ali Imran menjelaskan tentang para Ahli Kitab yang menyembunyikan beberapa hal. Misalnya saat Nabi Isa AS lahir di dunia dan kedatangan peran Nabi Muhammad SAW.
Kemudian, 200 ayat menjadi bagian Surah Ali Imran memiliki makna kandungannya masing-masing.
Tafsir setiap ayat dari Surah Ali Imran mempunyai keutamaannya masing-masing.
Maka, tvOnenews.com akan menerangkan sekaligus merincikan secara detail dalam pembahasan artikel ini untuk mengupas tuntas tafsir Surah Ali Imran ayat 8.
Dikutip tvOnenews.com dari kanal resmi Quran Kemenag RI, tafsir Surah Ali Imran ayat 8 menjelaskan tentang orang beriman.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ
Rabbanaa laa tuzig quluubanaa ba‘da iz hadaitanaa wa hab lanaa mil ladunka rahmah, innaka antal-wahhaab.
Artinya: "(Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami berpaling setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan anugerahkanlah kepada kami rahmat dari hadirat-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi." (QS. Ali Imran, 3:8)
Tafsir ayat 8 dari Surah Ali Imran ini menerangkan orang-orang berilmu menyadari bahwa sikap yang sembarangan menggunakan akal akan membawa mereka ke jalan yang salah.
Mereka yang mempunyai ilmu dan telah menetapkan keimanannya terus berdoa kepada Allah SWT agar tidak masuk golongan yang selalu memelihara kesesatan.
Orang-orang beriman dan berilmu tidak ingin menjadi dan terjerumus bagian orang munafik yang menggunakan ayat-ayat mutasyabihat yang bersifat sulit dipahami agar dijadikan bahan fitnah.
Orang munafik akan terus menyebar keraguan terhadap kebenaran yang telah dipegang secara teguh oleh orang mukmin atau orang berilmu.
Orang beriman terus berusaha mendapatkan petunjuk melalui lantunan doa kepada Allah SWT.
Mereka berharap ada karunia datang menghampiri mereka sebagaimana untuk memantapkan keimanannya.
Mereka juga menginginkan ketenagan secara batin dan selalu diberikan kemudahan dalam menjalani aturan-aturan-Nya.
Semua itu berada di rahmat menjadi harapan mereka karena mengetahiu Allah Maha Pemberi segalanya.
Orang-orang memantapkan ilmu dan keimanannya juga meminta keselamatan di akhirat dan jauh dari orang-orang munafik.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more