tvOnenews.com - Kisah orang munafik tidak ingin beriman kepada Allah SWT menjadi pembahasan dalam tafsir Surah Al-Baqarah ayat 20.
Penjelasan tentang orang munafik ini berawal dari ayat 8 hingga ayat 20 dalam Surah Al-Baqarah.
Hal ini bermula dari Surah Al-Baqarah ayat 8 menerangkan tentang orang munafik mengaku telah beriman yang sesungguhnya mereka hanya mempermainkan kebenaran-Nya.
Golongan orang munafik itu mempunyai tujuan hanya menipu Allah SWT dan orang beriman setelah mengucapkan kembali ke jalan sesuai kebenaran-Nya.
Ilustrasi memahami tafsir Surah Al-Baqarah ayat 20 dalam Al-Quran. (Pixabay)
Alasan mereka menipu lantaran dalam hati mereka telah diselimuti penyakit dengan kedengkian mendalam terhadap orang beriman.
Padahal mereka telah mendapat nasihat dari orang mukmin agar senantiasa tidak memberikan tindakan kerusakan di bumi yang dilarang dalam agama.
Namun, golongan tersebut menganggap kerusakan yang telah diperbuat mereka adalah tindakan perbaikan. Sesungguhnya hal itu menjadi bentuk dalam menunjukkan rasa bangga diri yang sangat berlebihan.
Dari tipuan mereka telah berbuat kebaikan menjadi peringatan bagi orang mukmin agar tidak terkena rayuan maut golongan tersebut.
Orang mukmin pun kembali memberikan nasihat agar golongan munafik tersebut segera beriman.
Namun, mereka lagi-lagi menganggap orang beriman kurang berakal dan dijadikan golongan orang bodoh.
Kemudian, golongan munafik kembali bertemu dan mereka mengakui telah beriman.
Namun ketika menyendiri mereka kembali ke jalan penuh kesesatan dan berpegang teguh untuk mengikuti para pengikut sebelumnya, yakni setan.
Hal itu membuat mereka diselimuti kesesatan dan merasa nyaman di tengah api. Allah SWT langsung memberikan kegelapan sebagai menunjukkan kekuasaan-Nya.
Meski demikian, mereka tidak mempan terhadap kekuasaan yang telah dibuktikan oleh Allah SWT.
Allah SWT memberikan ancaman nyata berupa hujan lebat dari langit sebagai bentuk azab untuk orang-orang munafik tersebut.
Maka, tvOnenews.com akan menerangkan tafsir Surah Al-Baqarah ayat 20 sebagai kelanjutan dari kisah di atas.
Dilansir tvOnenews.com dari laman resmi Quran Kementerian Agama (Kemenag) RI, tafsir Surah Al-Baqarah ayat 20 mengenai ancaman dalam bentuk bencana hujan lebat dan kilat tidak menyadarkan orang munafik.
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ اَبْصَارَهُمْ ۗ كُلَّمَآ اَضَاۤءَ لَهُمْ مَّشَوْا فِيْهِ ۙ وَاِذَآ اَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوْا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَاَبْصَارِهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ࣖ
Yakaadul-barqu yakhtafu absaarahum, kullamaa adaa'a lahum masyau fiih, wa izaa azlama ‘alaihim qaamuu, wa lau syaa'allaahu lazahaba bisam‘ihim wa absaarihim, innallaaha ‘alaa kulli syai'in qadiir.
Artinya: "Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu. Apabila gelap menerpa mereka, mereka berdiri (tidak bergerak). Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia menghilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah, 2:20)
Dari makna kandungan di atas membuktikan Allah SWT benar-benar menunjukkan kekuasaan dahsyat-Nya terhadap orang kafir yang tidak kunjung sadar.
Ancaman berupa kilat sangat cepat dan terangnya paling dahsyat benar-benar hampir mengenai orang munafik yang sedang berjalan.
Kilat tersebut hampir menyambar mata yang membuat setiap langkah mereka disinari oleh kilat dari hujan lebat.
Kegelapan kembali menyelimuti mereka setelah kilat yang hampir mengenai penglihatan orang-orang munafik tersebut.
Pada akhirnya mereka memutuskan berhenti berjalan di suatu tempat karena telah diselimuti kebimbangan setelah diancam melalui kilat.
Momen tersebut membuat orang munafik merasa terkagum terhadap kekuasaan-Nya.
Mereka pun memutuskan untuk menjadi orang beriman setelah melalui hujan lebat dipenuhi kegelapan dan kilat mengarah ke diri mereka.
Namun, mereka belum lama telah mengakui kebenaran-Nya tiba-tiba kembali memutuskan ke jalan sebelumnya dipenuhi dengan kemunafikan dan kekufuran.
Sesungguhnya penglihatan dan pendengaran mereka menjadi terancam meski Allah SWT akan melakukannya di waktu yang tepat.
Penangguhan azab tersebut menunjukkan Allah Mahasempurna atas kekuasaan-Nya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more