Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menegaskan harapan perdamaian hilang setelah Israel membunuh Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh pada Rabu (31/7/2024).
"Mereka tidak boleh lupa bahwa dengan membunuhnya, mereka juga membunuh perdamaian," ujar Hakan Fidan saat diwawancara langsung oleh stasiun penyiaran swasta Kanal 7 dikutip tvOnenews.com, Kamis (1/8/2024).
Ia juga turut memberikan ucapan belasungkawa atas kepergian Ismail Haniyeh yang menjadi tokoh penting di kelompok pejuang Palestina, Hamas.
"Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya, kepada bangsa Palestina, dan kepada dunia Islam," ucapnya.
Hakan menyampaikan bahwa Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tela membuat Amerika Serikat (AS) tersandera menjadi alat dukungan untuk peperangan di Lebanon.
Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh. (Antara/albalad.co)
"Netanyahu sangat menyadari hal ini. Dia telah menyandera Amerika. Jika dia terlibat perang di Lebanon, AS tidak mempunyai pilihan lain selain berperang untuk mendukungnya," jelasnya.
Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh meninggal dunia setelah serangan rudal melalui udara Israel menghantam di tempat kediamannya di Teheran, Iran.
Mendiang Ismail Haniyeh tewas bersama seorang pengawalnya pada Rabu, 31 Juli 2024 dini hari.
Hal ini membuat Hamas dan Iran menuduh Israel menjadi penyebab tewasnya Haniyeh.
Meski demikian, Tel Aviv belum memberikan konfirmasi bantahannya telah terlibat dalam serangan rudal tersebut.
Fidan juga mengatakan melalui telepon dengan menteri luar negeri sementara Ali Bagheri pada Rabu.
Keduanya mendiskusikan perkembangan seusai pembunuhan terhadap Haniyeh dan situasi di kawasan, menurut pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Oncu Keceli di X.
(ant/hap)
Load more