Jakarta, tvOnenews.com-- Marah ketika menghadapi masalah dan saat penuh tekanan umum terjadi dan dialami siapapun.
Masalah yang datang pun beragam, bisa datang atau berkaitan mulai dari keluarga, dunia kerja, pendidikan ataupun pertemanan.
Diketahui, kalau memendam kemarahan hanya akan memperburuk kesehatan mental seseorang.
Namun, tidak semua orang mampu menerapkan sabar dalam setiap ujian dan masalah yang dihadapi.
Banyak juga yang kehilangan kendali dan mengambil solusi tidak diridhai oleh Allah SWT.
Sadar sebagai manusia dengan memiliki 2 sisi yaitu kelemahan dan kelebihan.
Kata sabar dalam Islam, maksudnya kuat tahan banting dan tak mudah hancur.
Dari definisi diatas, Allah berfirman:
فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوْتُ بِالْجُنُوْدِ قَالَ اِنَّ اللّٰهَ مُبْتَلِيْكُمْ بِنَهَرٍۚ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّيْۚ وَمَنْ لَّمْ يَطْعَمْهُ فَاِنَّهٗ مِنِّيْٓ اِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً ۢ بِيَدِهٖۚ فَشَرِبُوْا مِنْهُ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْۗ فَلَمَّا جَاوَزَهٗ هُوَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۙ قَالُوْا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖۗ قَالَ الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوا اللّٰهِۙ كَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً ۢ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
fa lammâ fashala thâlûtu bil-junûdi qâla innallâha mubtalîkum binahar, fa man syariba min-hu fa laisa minnî, wa mal lam yath‘am-hu fa innahû minnî illâ manightarafa ghurfatam biyadih, fa syaribû min-hu illâ qalîlam min-hum, fa lammâ jâwazahû huwa walladzîna âmanû ma‘ahû qâlû lâ thâqata lanal-yauma bijâlûta wa junûdih, qâlalladzîna yadhunnûna annahum mulâqullâhi kam min fi'ating qalîlatin ghalabat fi'atang katsîratam bi'idznillâh, wallâhu ma‘ash-shâbirîn
Artinya: "Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Betapa banyak kelompok kecil bisa mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah”. Dan Allah bersama orang-orang yang sabar (QS Al-Baqarah: 249).
Sehubungan dengan ini, Syekh Ali Jaber mengajarkan menyelesaikan masalah harus dalam keadaan tenang.
Hal ini disampaikan di YouTube Yayasan Syekh Ali Jaber. Sebab saat seseorang marah atau emosional, tindakan ataupun perkataan yang keluar mampu melukai perasaan orang lain.
"Tidak boleh marah, apapun yang terjadi jangan marah. Apabila terpaksa marah sudah nggak kuat, emosi tinggi panas kunci mulut," kata Syekh Ali Jaber dalam YouTubenya, dikutip Jumat (2/8/2024).
"Kenapa? karena di saat posisi marah dibuka mulut pasti yang keluar perkataan yang menyakiti orang lain," jelasnya.
Lebih lanjut, kaya Syekh Ali katakan marah dapat merugikan diri sendiri dan sebaiknya dihindari. Apabila tidak hati-hati dalam berucap dan menyikapi sebuah masalah.
Dalam kondisi seseorang marah atau emosi, katanya ada setan yang menemani. Dia bertugas menggoda manusia agar menyimpang.
"Karena nggak bisa orang marah tapi masih berkata baik, kenapa? karena disaat marah di dampingi setan," ungkap Syekh Ali.
Sebagaimana, Rasulullah saw bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian marah, maka diamlah.” (HR. Ahmad, 1: 239).
Diketahui, hadits yang sangat populer ini, diam lebih elegan daripada sibuk menghakimi dan mengumbar emosi.
Karena itu orang-orang bijak berkata, “diam adalah emas”.
Sebab amarah berasal dari setan dan bersifat panas, Rasulullah menganjurkan agar seorang muslim yang sedang marah untuk berwudhu. Beliau bersabda:
إِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
"Sungguh amarah itu berasal dari setan. Dan sungguh setan diciptakan dari api. Dan api hanya padam oleh air. Jika salah seorang di antara kalian marah, maka berwudhulah". (HR. Abu Dawud no. 4784). (Klw)
Waallahualam
Load more