Jakarta, tvOnenews.com - Alissa Wahid menilai transformasi di Kementerian Agama (Kemenag) berjalan dengan sangat baik.
Menurutnya, perubahan yang dilakukan Kemenag bahkan berlangsung secara signifikan dan manfaatnya dirasakan masyarakat.
Alissa juga mengapresiasi sejumlah program prioritas Kemenag yang bisa menjadi economic hub untuk interferensi masyarakat di sekitarnya.
Salah satu kata Alissa misalnya, Kemandirian Pesantren yang nyata berdampak pada pengembangan ekonomi pesantren dan masyarakat sekitar.
Cyber Islamic University ini katanya memperluas akses para guru untuk dapat menyelesaikan Pendidikan S1 nya tanpa harus meninggalkan tugas mengajar.
Dalam kesempatan itu, Alissa juga menilai keberhasilan dari penyelenggaraan haji tahun ini.
“Saat puncak haji dan terjadi fenomena heatstroke, pemerintah melalui para petugas haji telah berhasil mengantisipasi hal itu,” kata putri sulung dari Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid itu.
Menurut Alissa, sukses penyelenggaraan haji 2024 juga tidak semata pada aspek layanan dan pelaksanaan ibadah, tetapi merambah pada pengembangan ekosistem ekonomi haji.
Sementara , program prioritas lain yang saat ini dijalankan Kemenag, kata Alissa, adalah Revitalisasi KUA.
“KUA tidak hanya melayani urusan 'asmara' saja seperti yang sering dikira kebanyakan orang. Namun sekarang juga menjadi pusat pelayanan keagamaan pada program pemberdayaan ekonomi melalui sumber daya filantropi Islam," ujar Alissa.
Saat ini, KUA terus bertransformasi dan mendedikasikan diri untuk melayani semua umat beragama.
Menurut Alissa, penguatan Moderasi Beragama ini juga diapresiasi publik.
“Bukti secara langsung, Harian Kompas tiap tiga bulan adakan survei kepuasan masyarakat. Dan yang tertinggi adalah upaya pemerintah untuk menjaga keberagaman dan toleransi melalui program moderasi beragama,” tandasnya.
Menariknya lagi, kata Alissa, kampung Moderasi Beragama yang awalnya akan diluncurkan 1.000 kampung akhirnya saat ini menjadi 2.650 kampung.
“Padahal anggaran yang ada hanya cukup untuk 1.000 kampung. Artinya program ini tidak lagi driven by state actor namun telah menjadi milik masyarakat dan didukung pemerintah daerah setempat,” ujar Alissa.
“Saya jadi ingat pemikiran Peter Senge bahwa perubahan sistemik tidak bisa bekerja secara reaktif, tapi dengan perubahan kebijakan secara mendasar. Hal itu telah dilakukan Kemenag,” tambah Alissa.
Sebagai informasi, kegiatan IMF 2024 akan berlangsung di tujuh kota, yaitu Yogyakarta (31 Juli-1 Agustus 2024), Pekanbaru (5-6 Agustus 2024), Palembang (7-8 Agustus 2024), Manado (12-13 Agustus 2024), Bali (14-15 Agustus 2024), Bandung (19-20 Agustus 2024), dan Surabaya (21-22 Agustus 2024). put
Load more