Jakarta, tvOnenews.com - Shalat fajar dalam sebuah hadis disebutkan lebih utama dari dunia dan isinya.
Hal itu berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Sayyidah ‘Aisyah.
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua rakaat shalat fajar lebih utama dari dunia dan seisinya” (HR. Muslim).
Namun kapankah shalat fajar itu?
Ustaz Adi Hidayat menegaskan, bahwa shalat fajar adalah shalat sunnah yang dikerjakan setelah adzan subuh dan sebelum didirikannya shalat subuh.
“Ketika shalat subuh, anda shalat dulu. Itu lebih baik,” tandasnya.
Maka jika sunnahnya saja disebutkan lebih baik dari dunia dan isinya bagaimana dengan subuhnya?
Oleh karenanya, jangan pernah kesiangan untuk mendirikan shalat subuh apalagi sampai meninggalkannya.
“Jika sunnahnya lebih baik, bagaimana dengan wajibnya?” kata Ustaz Adi Hidayat seraya mengingatkan.
Namun bagaimana jika subuhnya kesiangan?
Mengenai hal ini, Ustaz Adi Hidayat menceritakan bahwa dalam suatu riwayat dikisahkan saat dimana Nabi Muhammad SAW dan para sahabat kesiangan.
Kata Ustaz Adi Hidayat, saat itu Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya sedang dalam perjalanan.
Kemudian pada suatu malam setelah shalat malam Nabi SAW meminta Bilal untuk berjaga agar rombongannya tidak kesiangan bangun subuh.
Akan tetapi Bilal mengatakan bahwa ia ingin ikut tidur bersama yang lain.
Bilal berjanji akan bangun saat waktu subuh dan membangunkan Rasulullah SAW dan rombongannya.
Nabi Muhammad SAW kemudian mengiyakan permintaan Bilal tapi dengan syarat Bilal harus bangun sebelum subuh.
Ternyata, semuanya bangun setelah lewat waktu subuh, termasuk Nabi Muhammad SAW dan Bilal.
Kemudian semua baru bangun ketika cahaya matahari menghangatkan pipi rombongan sahabat dan Rasulullah SAW.
Atas kejadian ini, Nabi Muhammad SAW lantas menegur Bilal dan memberi pesan penting kepadanya.
Adapun pesannya adalah untuk tidak memaksakan diri pada perkara yang tak sanggup dilakukan.
Tentu kejadian ini menimbulkan pertanyaan bagaimana bisa seorang Nabi SAW bangun subuhnya kesiangan.
Kata Ustaz Adi Hidayat, sangat mudah bagi Allah SWT untuk membangunkan Nabi Muhammad SAW kala itu agar shalat subuh tidak kesiangan.
Akan tetapi menurut Ustaz Adi Hidayat, Allah SWT ingin menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran yang bisa dipetik hikmah dan pelajarannya bagi umat Nabi Muhammad SAW.
Jika pada saat itu Nabi Muhammad SAW tidak bangun kesiangan, maka umatnya di masa depan akan kebingungan tentang cara shalat subuh jika ketiduran.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, berdasarkan kisah Nabi Muhammad SAW itulah, maka ketika ada orang yang bangun kesiangan dan belum shalat subuh, maka seketika bangun, ia harus menyegerakan shalat subuhnya.
Tunaikanlah shalat subuh langsung setelah bangun dari tidur sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dan rombongan sahabat kala itu.
“Kalau orang ketiduran tiba-tiba bangun maka seketika tibalah waktu shalat pada saat itu," tegas Ustaz Adi Hidayat.
"Tetap dia harus mengerjakan shalat sesuai waktu bangunnya, itu hadisnya shahih," lanjutnya.
Sehingga jika tertidur dan melewatkan waktu shalat subuh, maka wajib melaksanakan shalat subuh begitu ia bangun.
Dan sebaiknya tak ditunda-tunda, harus seketika setelah bangun.
“Haditsnya shahih,” kata Ustaz Adi Hidayat.
"Shalat orang yang tertidur adalah waktu bangunnya," tandas Ustaz Adi Hidayat menambahkan.
Namun menariknya, dalam kisah yang diceritakan oleh Ustaz Adi Hidayat tersebut, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW tetap mengerjakan shalat sunnah fajar.
"Ini menunjukkan keutamaan dua rakaat sebelum subuh itu jauh di atas shalat sunnah lainnya, bahkan yang mengiringi shalat fardhu, ada keutamaan khusus," jelas Ustaz Adi Hidayat.
"Para ulama hadis mengatakan kalau dua rakaat ini tidak penting pada saat itu mustahil dikerjakan, pasti Nabi akan langsung shalat subuh," lanjutnya.
أصَلِّي سُنَّةٌ قَبْلِيَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى.
Arab latin: Ushallii sunnatan qabliyatash shubhi rak'ataini lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat shalat sunnah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Itulah penjelasan mengenai shalat fajar. Semoga kita semua senantiasa dimudahkan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Disarankan bertanya langsung kepada ulama atau ahli agama Islam, agar senantiasa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahu’alam
(put)
Load more