Jakarta, tvOnenews.com-- Memahami orang munafik dalam islam diperlukan agar tidak terbawa arus penyesatannya.
Dalam surah An-Nisa ayat 62 disampaikan menerangkan kelicikan dari orang munafik.
Berikut ayat 62 dikutip dari Qur'an Kementerian Agama (Kemenag):
فَكَيْفَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۢبِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ ثُمَّ جَاۤءُوْكَ يَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ ۖاِنْ اَرَدْنَآ اِلَّآ اِحْسَانًا وَّتَوْفِيْقًا
Fa kaifa iżā aṣābathum muṣībatum bimā qaddamat aidīhim ṡumma jā'ūka yaḥlifūna billāh(i), in aradnā illā iḥsānaw wa taufīqā(n).
Artinya: "Bagaimana halnya apabila (kelak) musibah menimpa mereka (orang munafik) karena perbuatannya sendiri. Kemudian, mereka datang kepadamu (Nabi Muhammad) sambil bersumpah, “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain kebaikan dan perdamaian.”
Dalam tafsirnya, disampailan ayat ini menerangkan tentang kelicikan orang-orang munafik.
Apabila mereka ditimpa suatu musibah karena rahasia mereka telah terbuka dan diketahui oleh Rasulullah dan orang-orang mukmin.
Mereka orang munafik datang kepada Nabi sambil bersumpah, "Demi Allah, perbuatan kami itu bukanlah dengan maksud jahat dan sengaja melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, tetapi semata-mata karena ingin hendak mencapai penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna,” padahal sumpah mereka itu hanyalah semata-mata siasat licik belaka.
Contoh lainnya, disampailan dalam tafsir kemenag dalih orang munafik juga bisa seperti ini:
Mereka datang kepadamu, wahai Nabi Muhammad dengan tunduk tetapi membawa dalih sambil bersumpah palsu, “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki untuk menjadikan Tagut sebagai hakim. Tiada yang kami kehendaki selain kebaikan dan kedamaian.” (Klw).
Waallahualam
Load more