"Dan ini Subhanallah saya sayangkan, semoga Allah kasih hidayah. Di Indonesia sekarang ada orang-orang tidak mau menerima fakta kebenaran. Kalau itu benar temen-temen, terima. Jangan sekarang kesannya diadu. Sekarang di YouTube itu diadu," paparnya.
Kasus Saka Tatal ini menjadi sorotan publik, tidak hanya karena kontroversi sumpah pocong yang dilakukannya, tetapi juga karena menimbulkan perdebatan yang lebih luas tentang relevansi dan validitas praktik-praktik adat dalam konteks hukum dan agama.
Masyarakat masih terbelah antara mereka yang percaya bahwa sumpah pocong bisa menjadi jalan mencari kebenaran, dan mereka yang menganggapnya sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Sementara itu, Saka Tatal tetap berusaha untuk membersihkan namanya dengan segala cara yang ia yakini bisa dilakukan.
Namun, apakah sumpah pocong yang dilakukannya akan benar-benar membuktikan kebenaran atau justru semakin memanaskan situasi, masih menjadi tanda tanya besar bagi semua pihak yang terlibat. (udn)
Load more