tvOnenews.com - Kucing merupakan salah satu hewan menjadi kesayangan Rasulullah SAW.
Hal ini mengingat kucing juga sebagai hewan yang hidup di daratan dan sering akrab dengan manusia.
Biasanya banyak orang sudah memelihara kucing karena hewan tersebut sering menunjukkan tingkah laku yang menggemaskan.
Meski mereka harus membutuhkan persiapan untuk kebutuhan makanan sehari-harinya mengingat kucing sebagai hewan karnivora.
Walaupun lucu dan imut, kucing menunjukkan tanda-tanda ini apabila seseorang menggendong hewan tersebut.
Ilustrasi kucing sedang makan. (Unsplash/Akhirul Fajar)
Dilansir tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube MicroStrategy, Sabtu (10/8/2024), Buya Yahya menerangkan tentang tanda yang ditimbulkan oleh hewan kucing dalam suatu ceramah.
Mulanya Buya Yahya mendapat sebuah pertanyaan dari salah satu jemaahnya perihal dirinya ketika menggendong kucing.
Jemaah tersebut merasa khawatir saat hewan peliharaannya itu digendong karena dianggap bisa memindahkan najis.
Menurut jemaah tersebut, kucing menimbulkan najis yang bisa berpindah lantaran setiap buang air kecil atau besar tidak pernah istinja.
"Apakah najis atau tidak ya kalau kucing digendong ataupun tidur di sisi kucing?," tanya jemaah tersebut kepada Buya Yahya.
"Soalnya kalau buang air kecil sama kotorannya tidak dibasu, otomatiskan najis," sambung jemaah itu.
Buya Yahya pun menjawab terkait kekhawatiran najis kucing bisa pindah apabila sering digendong dan tidur di sebelah hewan tersebut.
Pria bernama asli KH. Yahya Zainul Ma'arif itu menerangkan sejak zaman Para Rasul tidak pernah ada proses istinja ketika kucing membuang kotorannya.
"Mulai dari zaman Nabi Adam sampai hari ini dari Barat, Timur, Utara, Selatan tidak ada kucing kalau habis buang air lalu ada yang nyebokin enggak ada," ujar Buya Yahya.
"Mulai kapan? Basuh kucing di istinja atau kambing di istinja ini tidak ada," lanjutnya.
Ia menjelaskan kotoran kucing yang tidak pernah dibersihkan menimbulkan kekhawatiran seseorang saat menggendong hewan menggemaskan tersebut.
Menurutnya, kucing yang selalu digendong atau menempel pada diri seseorang dapat menimbulkan penyakit.
"Jadi khawatir ini makanya sengaja kami tekankan begini, khawatir sudah masuk wilayah was-was juga penyakit yang sering menjangkit sebagian orang was-was," jelasnya.
Meski begitu, ia memberikan sanggahannya terkait perspektif kucing memberikan najis diambil dari kisah Rasulullah SAW saat melakukan tawaf.
Pria usia 51 tahun itu menganggap kucing sebagai hewan yang sering bertawaf, yakni suka berkeliling layaknya memutari Ka'bah saat melaksanakan ibadah haji maupun umrah.
"Jadi pada zaman nabi itu benar tawaf itu dianggap termasuk makhluk yang biasa mondar-mandir," katanya.
Meski demikian, ia menekankan bahwa tidak ada masalah apabila seseorang ingin menggendong kucing.
Ia menganggap najis tidak akan berpindah karena dihalangi dengan bulu sebagai penghalang menyebarkan kotorannya.
Namun, ia menyatakan apabila kondisi tangan seseorang basah saat menyentuh bagian tempat buang kotorannya maka menimbulkan najis.
Ia menambahkan, seseorang bisa terkena najis saat kucing peliharaannya juga baru saja membuang kotoran.
"Sebab najis tidak akan pindah kecuali basah dengan basah itu pun di wilayah yang terkena najis," terangnya.
Ia menyebutkan apabila masih dihalangi oleh bulu lebatnya maka sah untuk menggendong kucing saat tempat pembuangan kotorannya dalam kondisi kering.
"Tapi nanti itu bagian itunya kan nyentuh saya, kering dengan kering enggak ada masalah," imbuhnya.
"Jadi anda jangan terlalu ke bawah ke was-was kesana ya," tambahnya.
Ia kembali menegaskan seserang tidak terkena najis selagi ada bulunya meski kucing tidak pernah istinja dan masih mengetahui kaidah halal dan haramnya.
"Dia enggak ngerti bagaimana istinja maka enggak usah istinja-istinjaan kucingnya ya. Jadi kalau Anda gendong boleh," tegasnya.
"Asalkan ingat qaidahnya asalkan kering dengan kering, tidak akan memindahkan najis," sambungnya.
"Kalau ternyata tangan Anda basah kemudian menyentuh bagian mohon maaf tempat buang airnya kesentuh lobang belakangnya kucing kesentuh begitu maka itu baru dihukumi Anda terkena najis seperti itu," lanjutnya.
Ia pun mengingatkan kekhawatiran tersebut sebaiknya dihilangkan apabila seseorang tidak pernah menyentuh tempat pembuangan kotoran saat menggendongnya.
"Tapi kalau kering dengan kering bersentuhan tidak akan memindah najis itu Anda pahami biar nyantai nanti-nanti gendong kucing jadi ya," tuturnya.
Namun, ia menyarankan sebaiknya kucing tidak selalu digendong agar terhindar dari penyakit dan menimbulkan kekhawatiran.
"Cuman ya jangan digendong terus itu kucing, gendong anak saja itu saja semoga Allah menjaga semuanya dari penyakit was-was," tandasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more