tvOnenews.com - Banyak orang sering kesiangan melaksanakan shalat subuh karena berbagai alasan, salah satunya begadang menonton sepak bola.
Lantas apakah masih bisa shalat subuh meski bangun kesiangan jam 8 pagi? Berikut penjelasan Ustaz Adi Hidayat.
Shalat lima waktu merupakan ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam.
Namun, dari lima waktu shalat tersebut, shalat Subuh dan shalat Isya sering kali dianggap paling berat untuk dijalankan, terutama karena waktu pelaksanaannya yang berada di ujung malam dan awal pagi.
Hal ini tercermin dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, di mana Rasulullah SAW bersabda:
وَعَنْهُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَثْقَلُ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلاَةُ الْعِشَاءِ وَصَلاَةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوا. (مُتَفَقُ عَلَيْهِ)
Artinya: "Shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui pahala yang terdapat dalam dua shalat itu, pasti mereka mendatanginya meskipun dengan merangkak."
Meskipun demikian, ada kalanya seorang Muslim melewatkan waktu shalat subuh karena berbagai alasan, seperti tertidur terlalu lelap.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika seseorang terbangun setelah waktu subuh berlalu, misalnya pada pukul 7 atau 9 pagi?
Apakah shalat subuh tersebut masih boleh dilakukan meski bangun kesiangan?
Ustaz Adi Hidayat, seorang ulama yang dikenal dengan ceramahnya yang mendalam, memberikan panduan bagi mereka yang terbangun setelah waktu subuh berlalu.
Menurut beliau, orang yang terlambat melaksanakan shalat subuh harus segera bertaubat kepada Allah SWT.
Ia mengibaratkan keterlambatan shalat subuh seperti keterlambatan masuk kerja, yang tentu saja salah dan tidak dibenarkan.
“Sama seperti orang masuk kantor pukul 07.30 tapi Anda masuk pukul 09.00 ya jelas salah. Kalau shalat subuh pukul 04.28 namun Anda mengerjakannya 08.24 ya salah, padahal itu kan panggilan Allah,” kata Ustaz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya.
Beliau menegaskan bahwa tidak diperbolehkan melaksanakan shalat di luar waktunya dengan tujuan menggantinya secara sembarangan.
"Jadi nggak boleh Anda menunaikan subuh di waktu dzuhur, dzuhur pengin dirapel maghrib ya nggak bisa," tegasnya.
Aturan dalam Islam sudah jelas bahwa jamak shalat hanya bisa dilakukan dalam kondisi tertentu dan antara waktu-waktu shalat yang telah ditentukan, seperti dzuhur dengan ashar atau maghrib dengan isya.
Sementara subuh, tidak bisa dijamak dengan shalat lainnya karena jarak waktu subuh yang cukup jauh dari Isya.
Berdasarkan berbagai pandangan ulama, shalat subuh yang dilakukan setelah waktunya karena tertidur atau tidak sengaja, tetap sah dan harus dilaksanakan segera setelah terbangun.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah RA:
مَنْ نَامَ عَنْ صَلَاةٍ أَوْ نَسِيَهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا
Artinya: "Barang siapa yang tertidur sehingga terlewat shalatnya atau lupa melaksanakannya, maka hendaklah ia segera melaksanakannya ketika ia ingat."
Hadist ini menunjukkan bahwa shalat yang terlewat karena alasan tertidur masih bisa dan wajib untuk dilakukan saat seseorang terbangun.
Ilustrasi bangun kesiangan hingga lupa shalat subuh. Sumber: istockphoto
Ustaz Adi Hidayat pun menguatkan hal ini dengan mengatakan, "Kalau orang ketiduran tiba-tiba bangun maka seketika tibalah waktu shalat pada saat itu, tetap dia harus mengerjakan shalat sesuai waktu bangunnya. Itu hadistnya shahih."
Namun, jika seseorang dengan sengaja begadang untuk hal-hal yang tidak penting, seperti menonton pertandingan bola hingga mengabaikan waktu subuh, maka ini jelas merupakan sebuah dosa.
Dalam hal ini, niat dan penyebab keterlambatan menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah seseorang berdosa atau tidak.
Ustaz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa bagi siapa pun yang sering melakukan kelalaian, termasuk dalam shalat subuh, tidak boleh berputus asa dari ampunan Allah SWT.
Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat, terutama bagi hamba-Nya yang benar-benar menyesali kesalahannya dan berusaha untuk memperbaiki diri.
Sebagai penutup, beliau menekankan bahwa shalat orang yang tertidur adalah pada waktu bangunnya.
Ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, sehingga tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat, meskipun terlewat dari waktu yang telah ditentukan.
Dengan demikian, penting bagi setiap Muslim untuk selalu berusaha melaksanakan shalat tepat pada waktunya, serta memahami dan mengamalkan tuntunan jika suatu waktu terlewat dari shalat subuh.
Jangan pernah meremehkan panggilan Allah, karena shalat adalah tiang agama yang harus dijaga sebaik-baiknya.
Wallahua'lam.
(udn)
Load more