Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat menyarankan, agar setelah shalat subuh, seorang Muslim jangan langsung beranjak.
Sebaiknya lakukan zikir hingga masuk syuruq.
Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan, keutamaan shalat dhuha di waktu syuruq adalah senilai ibadah haji dan umrah.
Lalu kapan waktu syuruq?
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, waktu syuruq adalah saat bayangan matahari sekitar satu tombak.
“Shalat dhuha itu waktunya dimulai sejak waktu syuruq, saat perjalanan matahari yang bergerak dari terbit sampai berada di posisi tempat terbitnya sampai bergeser lagi sekira bayangan itu satu tombak,” jelasnya.
Atau jika berpatokan dengan jam, tarik waktu ke satu jam setelah subuh.
“Awal dhuha, tarik 1 jam setelah shalat subuh, kurang lebih 1 jam paling cepat, awal syuruq 6.30 boleh nambah 15 menit tak ada masalah,” jelasnya.
Adapun kemuliaan yang ada di awal dhuha ini ujar Ustaz Adi Hidayat tercantum dalam hadits At Tirmidzi.
“Siapa menunaikan shalat subuh dengan jamaah atau di hadits lain dikatakan di masjid, lalu dia tidak langsung beranjak, dia berdzikir dulu hingga sampai tiba awal dhuha, kemudian dia shalat di awal dhuha itu, maka ia dapat pahala senilai haji dan umrah,” jelasnya.
Namun meski bukan artinya sudah haji dan umrah, namun shalat dhuha di waktu syuruq ini kata Ustaz Adi Hidayat akan mendapatkan pahala.
Bahkan shalat dhuha di waktu syuruq berpotensi merubah perilaku.
Kemudian Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, para sahabat Nabi dahulu, akan berangkat kerja sejak subuh.
Para sahabat ke masjid saat subuh, lalu zikir istighfar hingga syuruq.
Lalu kemudian para sahabat shalat dhuha saat syuruq, barulah berangkat kerja,
Oleh maka dari itu, Ustaz Adi Hidayat menyarankan untuk para laki-laki sebelum jalan kerja mampirlah dahulu ke masjid.
“Dalam shalat ada sujud dan saat itu doa mohon hadirkan minta dimudahkan dibantu dibimbing dan ditolong,” saran Ustaz Adi Hidayat.
Meski sunnah, namun shalat dhuha sebaiknya tetap dilaksanakan.
Hal ini karena berdasarkan hadis Bukhari Muslim, shalat dhuha adalah salah satu wasiat dari Rasulullah SAW. Berikut hadisnya.
أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ بثَلَاثٍ: صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِن كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَ نامَ
Artinya: "Kekasihku SAW mewasiatkan kepadaku tiga hal, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur." (HR Bukhari dan Muslim)
Selain itu, dalam hadis lain, shalat dhuha disebutkan ibarat pengganti dari zikir tubuh.
Berikut hadis yang dimaksud.
Dari Abu Dzar, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
يُصْبِحُ علَى كُلِّ سُلَامَى مِن أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بالمَعروفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِن ذلكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُما مِنَ الضُّحَى
Artinya: "Setiap ruas dari anggota tubuh di antara kalian pada pagi hari, harus dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat disepadankan dengan mengerjakan sholat dhuha dua rakaat." (HR Muslim)
Maka berdasarkan hadis itu, meski sunnah, namun shalat dhuha tetap penting.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, bahwa tidak ada keharusan membaca surah Ad Dhuha dalam shalat dhuha.
“Silahkan saja baca surah-surah lainnya dalam shalat dhuha yang sekiranya sesuai dengan apa yang bisa Anda baca,” sarannya.
Kemudian lebih lanjut, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa pilihan surah yang dibaca dalam shalat dhuha bisa disesuaikan dengan kemampuan hafalan.
Hal ini karena kemampuan setiap Muslim pastilah berbeda-beda.
“Pertama, dari sudut apa yang Anda hafal, kedua, jika sudah hafal, apalagi banyak hafalannya, Anda bisa memilih surat sesuai dengan konteks yang Anda butuhkan,” jelasnya.
Kemudian, Ustaz Adi Hidayat menyarankan agar surah yang dibaca dalam shalat dhuha berkaitan dengan tasbih dan pujian kepada Allah SWT.
Hal ini mengingat shalat dhuha sendiri merupakan pengganti tasbih bagi seluruh sendi tubuh kita setelah bangun tidur.
“Dhuha itu pengganti seluruh tasbih dari tubuh kita. Jadi ketika kita bangun tidur, seharusnya seluruh sendi dalam tubuh kita bertasbih kepada Allah SWT,” ucapnya.
Dalam kaitannya dengan ini, Ustaz Adi menyarankan agar memilih surah-surah yang mengandung makna tasbih, seperti Surat Al A'la atau Surat An Nasr.
Itulah penjelasan mengenai shalat dhuha dan waktu syuruq.
Wallahu'alam
(put)
Load more