Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat menyoroti kasus pengeroyokan Rais Syuriah MWC Nahdlatul Ulama (NU), Kiai Ikhsanudin Al-Badawi di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Sabtu (10/8/2024) malam.
Ustaz Adi Hidayat menyayangkan dugaan motif pengeroyokan kepada Rais Syuriah MWC NU, Kiai Ikhsanudin dan dua anggota Banser karena perkara nasab Rasulullah SAW atau Ba'alawi.
"Teman-teman seperti diketahui bahwa polemik tentang nasab sampai saat ini belum juga berhenti," ujar Ustaz Adi Hidayat dikutip dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Jumat (16/8/2024).
Ustaz Adi Hidayat mengingatkan dugaan polemik nasab Rasulullah SAW atas motif pengeroyokan Kiai NU asal Bekasi di Karawang tidak berlanjut ke depannya.
Puluhan OTK saat mengeroyok mobil rombongan Rais Syuriah MWC NU Cikarang, Bekasi, Kiai Ikhsanudin di Rengasdengklok, Karawang. (Istimewa)
Ia menyampaikan polemik nasab Rasulullah SAW segera dihentikan lantaran perkara ini sangat sensitif karena hanya terus menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat khususnya umat Islam Indonesia.
"Untuk itu dengan segala kerendahan hati namun juga diiringi dengan ketegasan yang penuh saya menyarankan dan mengimbau kepada seluruh pihak untuk menghentikan seluruh polemik, diskusi, perdebatan terkait dengan nasab ini," tegas Ustaz Adi Hidayat.
Pendakwah asal Pandeglang, Banten itu juga menyayangkan banyak perdebatan terkait perbedaan pandangan nasab Ba'alawi disebabkan melalui media sosial.
Menurutnya, perdebatan di media sosial hanya menimbulkan kekacauan dan konflik secara dunia nyata.
"Disayangkan melahirkan bagai macam hal yang sangat tidak produktif baik perdebatan yang tidak berujung konflik di media sosial, diskusi yang tidak terarah," tuturnya.
"Belakangan ini kita mulai juga melihat turunan-turunan konflik di media sosial itu ke dunia nyata sampai terlahir tindakan-tindakan yang tidak kita harapkan," sambungnya.
Ia meminta seluruh tokoh agama di antaranya para kiai, ustaz, dan ulama agar memberikan ajaran nilai-nilai Agama Islam yang baik.
Ia menginginkan berbagai kerukunan khususnya sesama umat Islam terus tercipta di Indonesia.
Terutama bagi pihak-pihak mempunyai perkara yang akan menimbulkan konflik maka harus diselesaikan dengan cepat dan terarah.
"Bagaimana menghadirkan nilai-nilai keutamaan dalam menjaga kerukunan, Islah, menjaga maqasid syariah yang lima aspek itu," terangnya.
"Dan tentu kita juga memahami untuk menyelesaikan satu persoalan ada tempat-tempatnya yang tertentu," tambahnya.
Ia mengetahui bahwa, puluhan orang tidak dikenal (OTK) mencari keberadaan Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Nahdlatul Ulum Banten, Kiai Imaduddin Utsman.
Puluhan OTK tersebut mencari keberadaan Kiai Imaduddin diduga menjadi pemicu kasus pengeroyokan Kiai NU di Karawang.
Pendakwah usia 39 tahun itu pun menyarankan persoalan perbedaan tentang pandangan nasab melalui secara ilmiah harus diselesaikan dengan cara yang sama.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan hal tersebut agar penyelesaian perkara seperti disesuaikan dengan pembahasan fikih supaya tidak menimbulkan perdebatan.
"Untuk itu bila pun kita bagi dua persoalan ini, ada persoalan yang terkait dengan ranah ilmiah ada baiknya kita selesaikan dengan cara-cara yang ilmiah," ucapnya.
Ia mencontohkan apabila polemik yang diperdebatkan soal nasab maka harus dihadirkan para tokoh yang mempunyai ilmu tentang nasab secara mumpuni.
"Sistematikanya juga telah disusun oleh para ulama telah kita ketahui tentu membahas ilmu nasab ya kita turunkan dengan turunan sistematika ilmu nasabnya," paparnya.
Ia mempercayai berbagai pihak yang menggunakan cara tersebut akan menghasilkan penyelesaian secara positif agar tidak menimbulkan perspektif liar.
"Nah saya kira dengan metodologi seperti itu secara ilmiah itu sangat mudah didudukkan, sangat bisa didiskusikan sehingga tidak menjadi liar," tandasnya.
Menurutnya, jika masing-masing pihak memberikan pandangannya di berbagai tempat akan saling menghujat baik secara dunia maya maupun dunia nyata.
Hal itu menimbulkan perilaku yang tidak sesuai dan dapat memicu korban hanya karena perkara nasab Rasulullah SAW.
"Bila memang yang soal ini masalah perilaku, masalah etika tentu kita harus pisahkan nasab hal tersendiri penyimpangan dari perilaku adalah hal tersendiri," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf membeberkan dugaan motif pengeroyokan OTK terhadap Kiai Ikhsanudin dan dua anggota Banser di Karawang.
Gus Yahya sapaan akrabnya menduga motif pengeroyokan terhadap Kiai Ikhsanudin akibat perkara perbedaan perspektif nasab Rasulullah SAW.
"Terkait kontroversi nasab Ba'alawi. Kami tahu memang ada perbedaan, ada yang bilang begini, ada yang bilang begitu," ungkap Gus Yahya di Kantor PCNU Surabaya dikutip, Jumat.
Gus Yahya mengharapkan perbedaan perkara nasab Ba'alawi tidak disertakan menggunakan konflik fisik.
Ia mewajarkan perbedaan pandangan sering ditemukan baik di kalangan agama dan masyarakat.
Meski begitu, Ketua Umum PBNU itu berharap setiap pihak harus menghormati berbagai perbedaan pandangan agar tidak memunculkan konflik besar.
"Kita meminta semua pihak saling mengormati perbedaan dan tidak menjadikan ini sebagai bahan olok-olok dan saling memanasi," ucapnya.
Ia pun meminta seluruh pihak baik dari NU, Banser, dan kalangan masyarakat tetap menahan diri agar perkara pengeroyokan tersebut tida memanjang ke depannya.
"Dan Alhamdulillah sekarang kepolisian sudah memproses," pungkasnya.
(hap)
Load more