"Bukan pipisnya, tapi air liurnya," lanjutnya.
Pendakwah asal Pandeglang, Banten itu membenarkan hadits yang menjelaskan adanya kesucian dari kucing.
Meski demikian, ia mengingatkan semua orang khususnya kepada jemaah agar tidak keliru dalam memahami hadits tersebut.
"Apa sebabnya? Ada dua hal. Petama, haditsnya tidak dibaca dengan ilmu haditsnya," ucapnya.
"Dalam ilmu hadits, ketika ingin membaca hadits, selain melihat asbabul wurudnya. Sebab kenapa hadits itu muncul," sambungnya lagi.
Pendakwah usia 39 tahun itu kembali mengingatkan agar seseorang mencari hadits tentang kesucian kucing secara benar.
Ia mengetahui hadits yang menjelaskan tentang kucing terdapat dalam riwayat Abu Daud Nomor 75.
Kemudian, hadits riwayat berasal dari An Nasai Nomor 68 dan At-Tirmidzi Nomor 92 juga menjelaskan tentang kucing.
Hadits dari Abu Daud, An Nasai dan At-Tirmidzi lebih menerangkan kucing bukan hewan yang najis, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ إِنَّهَا مِنَ الطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ وَالطَّوَّافَاتِ
Load more