Ustaz Adi Hidayat menekankan air liur menjadi pembahasan dalam hadits riwayat di atas.
Meski ia juga mengatakan air liur kucing dengan anjing memiliki perbedaan agar tidak salah dalam penafsirannya.
"Kalau air liur kucing menyentuh bejana, maka tidak perlu dibasuh, karena suci nilainya. Boleh Antum gunakan airnya," paparnya.
"Tapi kalau anjing yang menjilatnya, maka baru dibasuh dengan tujuh basuhan, salah satu menggunakan tanah," tambahnya.
Ia pun menutupkan masih ada kesucian dari kucing atau hewan kecil sejenisnya ketika menjilat mengeluarkan air liur dari mulutnya berdasarkan dari mazhab para ulama.
"Kapan kemudian muncul keterangan jadi, maaf air pipis kucing. Nah itu kitab pernah disalin lagi teman-teman sekalian. Tapi salinannya tidak mengacu pada manuskrip, ada pecahan-pecahan," terangnya.
"Ketika disalin itulah muncul versi kitab, berubah dari kata qaul jadi baul, jadi baulul hurrah. Baulul itu artinya air pipis. Maka berubah terjemahan, air pipisnya kucing itu suci. Darisini bencana mulai muncul," tandasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(udn/hap)
Load more