tvOnenews.com - Kucing menjadi hewan pilihan yang selalu dipelihara oleh banyak orang di dalam rumah.
Alasan kucing menjadi hewan peliharaan dalam rumah karena memiliki perilaku yang lucu dan imut.
Seseorang merasa bahagia melalui tingkah lucu kucing saat dipelihara dalam rumah.
Namun, kucing membuat orang rumah harus bersabar karena selalu membuang kotoran seperti air kencing dan sebagainya.
Meski begitu, banyak orang menganggap kalau air kencing kucing disebut suci karena dari penjelasan hadits.
Ilustrasi hewan kucing di bawah selimut kasur dalam rumah. (Antara)
Bagi Anda merasa penasaran terhadap penjelasan Ustaz Adi Hidayat terkait air kencing kucing bersifat suci, mari simak informasinya di sini agar tidak salah tafsir!
tvOnenews.com melansir dari tayangan channel YouTube FDN91, Sabtu (17/8/2024), Ustaz Adi Hidayat menjelaskan tentang memelihara kucing.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan kucing memang memiliki perilaku yang menggemaskan terhadap semua orang.
Hal itu membuat kucing sebagai hewan pilihan untuk dirawat oleh banyak orang baik di rumah, kantor dan tempat lainnya.
Kemudian, Ustaz Adi Hidayat menyinggung soal banyak orang berpendapat hukum air kencing kucing tidak najis melainkan suci.
Ia mempersoalkan hukum air kencing kucing adalah suci ketika mendapat sebuah pertanyaan dari salah satu jemaah.
"Apa hukumnya kotoran kucing, atau air kencing kucing, atau pipis kucing?," tanya jemaahnya.
"Karena ada sementara yang menyebutkan bahwa itu hukumnya suci," sambungnya.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu mengutarakan bahwa, dirinya tidak pernah mendapatkan pembuktian hadits yang menerangkan air kencing kucing suci.
Hal ini mengingat hadits yang dijadikan ilmu pengetahuan jemaah Ustaz Adi Hidayat lebih menerangkan air kencing kucing tidak najis.
Ustaz Adi Hidayat pun menjelaskan secara detail terkait hadits menyebutkan kucing adalah suci tidak mengacu kepada kotorannya.
Ia menyebutkan bahwa, hadits-hadits tersebut lebih menekankan air liur hewan imut itu yang bersifat suci.
"Karena hadits-hadits yang menyebutkan tentang kucing, tidak menyebutkan kotoran yang suci," jelasnya.
"Bukan pipisnya, tapi air liurnya," lanjutnya.
Pendakwah asal Pandeglang, Banten itu membenarkan hadits yang menjelaskan adanya kesucian dari kucing.
Meski demikian, ia mengingatkan semua orang khususnya kepada jemaah agar tidak keliru dalam memahami hadits tersebut.
"Apa sebabnya? Ada dua hal. Petama, haditsnya tidak dibaca dengan ilmu haditsnya," ucapnya.
"Dalam ilmu hadits, ketika ingin membaca hadits, selain melihat asbabul wurudnya. Sebab kenapa hadits itu muncul," sambungnya lagi.
Pendakwah usia 39 tahun itu kembali mengingatkan agar seseorang mencari hadits tentang kesucian kucing secara benar.
Ia mengetahui hadits yang menjelaskan tentang kucing terdapat dalam riwayat Abu Daud Nomor 75.
Kemudian, hadits riwayat berasal dari An Nasai Nomor 68 dan At-Tirmidzi Nomor 92 juga menjelaskan tentang kucing.
Hadits dari Abu Daud, An Nasai dan At-Tirmidzi lebih menerangkan kucing bukan hewan yang najis, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ إِنَّهَا مِنَ الطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ وَالطَّوَّافَاتِ
Artinya: "Kucing itu tidaklah najis. Sesungguhnya kucing merupakan hewan yang sering kita jumpai dan berada di sekeliling kita." (HR. Abu Daud, Tirmidzi, An Nasai & Ibnu Majah)
Ustaz Adi Hidayat merujuk dari penjelasan hadits tersebut diambil dari kisah sahabat Nabi Muhammad SAW bernama Qatadah bin an-Nu'man RA.
Ia menuturkan kala itu Qatadah RA sedang berkunjung ke rumah anak beliau dan hendak bergegas mengambil air wudhu.
Tiba-tiba menantu Qatadah melihat air wudhu yang akan dipakai oleh dirinya untuk berwudhu ternyata sebelumnya sudah dijilat kucing.
Namun, Qatadah tetap menggunakan air wudhu tersebut meski sudah mengetahui kucing sudah menjilat air tersebut.
Qatadah langsung bertanya kepada menantunya yang sedang terkejut ketika dirinya tetap memilih menggunakan air tersebut untuk wudhu.
Ustaz Adi Hidayat menyatakan hal yang suci dalam kucing berasal dari air liur bukan kotorannya seperti air kencing.
"Saya pernah mendengan Rasulullah pernah bersabda, air liur kucing itu tidak najis," imbuh Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat merujuk riwayat dari Sayyidah Aisyah RA dalam hadits Abu Daud Nomor 76 terkait air laut adalah suci dan bangkainya halal, begini bunyinya:
"Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seraya berkata, "Wahai Rasulullah, kami naik kapal dan hanya membawa sedikit air, jika kami berwudhu dengannya maka kami akan kehausan, apakah boleh kami berwudhu dengan air laut?" Rasulullah SAW menjawab, "Ia (laut) adalah suci airnya dan halal bangkainya." (HR. Abu Daud)
Ustaz Adi Hidayat menekankan air liur menjadi pembahasan dalam hadits riwayat di atas.
Meski ia juga mengatakan air liur kucing dengan anjing memiliki perbedaan agar tidak salah dalam penafsirannya.
"Kalau air liur kucing menyentuh bejana, maka tidak perlu dibasuh, karena suci nilainya. Boleh Antum gunakan airnya," paparnya.
"Tapi kalau anjing yang menjilatnya, maka baru dibasuh dengan tujuh basuhan, salah satu menggunakan tanah," tambahnya.
Ia pun menutupkan masih ada kesucian dari kucing atau hewan kecil sejenisnya ketika menjilat mengeluarkan air liur dari mulutnya berdasarkan dari mazhab para ulama.
"Kapan kemudian muncul keterangan jadi, maaf air pipis kucing. Nah itu kitab pernah disalin lagi teman-teman sekalian. Tapi salinannya tidak mengacu pada manuskrip, ada pecahan-pecahan," terangnya.
"Ketika disalin itulah muncul versi kitab, berubah dari kata qaul jadi baul, jadi baulul hurrah. Baulul itu artinya air pipis. Maka berubah terjemahan, air pipisnya kucing itu suci. Darisini bencana mulai muncul," tandasnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(udn/hap)
Load more