tvOnenews.com - Utang menjadi problematika dalam kehidupan seseorang setelah menyepakati adanya peminjaman kepada orang lain.
Utang dapat memicu berbagai masalah jika tidak langsung diselesaikan kepada pihak peminjam.
Tak hanya itu, utang juga bisa berbahaya bagi orang yang mengalaminya ketika di akhirat kelak.
Namun, utang bisa menjadi lunas apabila seseorang hendak ingin tidur selalu merutinkan untuk membaca doa ini.
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan sebaiknya seseorang sebelum tidur membaca doa pelunas utang menjadi sunnah Rasulullah SAW setelah mengamalkan Ayat Kursi agar rezeki datang di waktu pagi hari.
Ilustrasi membaca doa pelunas utang sebelum tidur setelah mengamalkan Ayat Kursi. (Istimewa)
Seperti apa Ustaz Adi Hidayat membagikan doa pelunas utang yang wajib rutin dibaca sebelum tidur? Mari simak bacaannya agar selalu diamalkan setiap hari.
Dilansir tvOnenews.com melalui tayangan channel YouTube Adi Hidayat Official, Sabtu (17/8/2024), Ustaz Adi Hidayat mengambil tema tentang utang.
Mulanya Ustaz Adi Hidayat menerangkan bahwa utang telah memiliki aturan ketika ada kesepakatan antara peminjam dan meminjam.
Sesuai dalil Al-Quran melalui Surah Al-Baqarah ayat 282 mengenai utang telah diatur ketika keduanya menyepakati bersama, Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُۗ وَلْيَكْتُبْ بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌۢ بِالْعَدْلِۖ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ اَنْ يَّكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللّٰهُ فَلْيَكْتُبْۚ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menuliskannya." (QS. Al Baqarah, 2:282)
Kemudian, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa, utang harus dibayar kepada pihak peminjam meski jumlahnya sangat sedikit.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan seseorang akan terhalang atau tidak bisa masuk surga jika utang belum dilunasi selama di hidupnya.
Direktur Quantum Akhyar Institute itu pun menganjurkan agar sebelum tidur memposisikan badan berbaring menghadap ke kanan.
Ia menyatakan posisi tidur tersebut sebagai bentuk mengamalkan doa pelunas utang yang selalu dilakukan Rasulullah SAW.
Ia menambahkan amalan doa tersebut harus diamalkan setelah Ayat Kursi sebagai bacaan agar terhindar dari godaan setan.
"Usahakan sebelum tidur, selain membaca surah-surah agar terbebas dari setan seperti ayat kursi," ungkap Ustaz Adi Hidayat.
"Mohon baca doa memohon bebaskan dari jeratan utang dan kefakiran," sambungnya.
Pendakwah asal Pandeglang, Banten itu mengingatkan seseorang ketika mengamalkan doa tersebut harus benar-benar disertakan dengan kekhusyukan.
Menurutnya, orang yang khusyuk sangat disukai oleh Allah SWT sebagaimana bentuk hamba-Nya untuk selalu mengingat-Nya.
Terutama ketika seseorang selalu menyempatkan berbagai amalan sebelum tidur termasuk yang dibaca doa pelunas utang.
Meski ada beberapa amalan lain yang mempunyai fungsinya masing-masing ketika dibaca sebelum tidur.
Ustaz Adi Hidayat pun menjamin Allah SWT langsung mendatangkan aliran rezeki bertubi-tubi.
Seseorang mendapatkan rezeki dari Allah SWT pada waktu besok pagi hari apabila doa tersebut diamalkan sebelum tidur.
Ia juga mengabarkan rezeki didatangkan atas utang yang dimilikinya telah dilunaskan oleh Allah SWT.
"Bacalah doa tersebut dengan kekhusyuan, penuh harap kepada Sang Pemberi Rezeki," terangnya.
"Dengan doa ini semoga Allah membebaskan kita dari utang dan kefakiran," lanjutnya.
Pendakwah itu mencontohkan Rasulullah SAW tidak menginginkan untuk shalat jenazah terhadap orang yang masih mempunyai utang selama di hidupnya.
Menurutnya, alasan Rasulullah SAW tidak mau ikut shalat jenazah terhadap orang tersebut karena hukum membayar utang bersifat wajib.
"Beliau katakan silahkan saudaranya atau yang lain yang menshalatkan. Saya belum bisa menshalatkan," imbuhnya.
Ia menyampaikan kabar tersebut diterangkan dari Salamah bin Al-Akwa mengenai Rasulullah SAW tidak mau shalat jenazah terhadap orang yang meninggal dunia masih mempunyai utang di dunia, begini bunyinya:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ لِيُصَلِّيَ عَلَيْهَا، فَقَالَ: «هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ؟» ، قَالُوا: لاَ، فَصَلَّى عَلَيْهِ، ثُمَّ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ أُخْرَى، فَقَالَ: «هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ؟» ، قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: «صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ» ، قَالَ: أَبُو قَتَادَةَ عَلَيَّ دَيْنُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَصَلَّى عَلَيْهِ
Artinya: Nabi Muhammad SAW dihadirkan kepada beliau satu orang jenazah agar disalatkan. Maka, beliau bertanya, "Apakah orang ini punya utang?" Mereka berkata, 'Tidak." Maka, beliau pun menshalatkan jenazah tersebut. Kemudian didatangkan lagi jenazah lain kepada beliau, maka beliau bertanya kembali, "Apakah orang ini punya utang?" Mereka menjawab, 'Ya." Maka beliau bersabda, "Shalatilah saudaramu ini." Abu Qatadah berkata, "Biar nanti aku yang menanggung utangnya." Maka Rasulullah SAW pun menshalatkan jenazah tersebut." (HR. Bukhari)
وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
Allahumma robbas-samaawaatis sab’i wa robbal ‘arsyil ‘azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A’udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih. Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba’daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi ‘annad-dainaa wa aghninaa minal faqri.
Artinya: "Ya Allah, Rabb yang menguasai langit yang tujuh, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu. Rabb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Rabb yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah). Ya Allah, Engkau-lah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang lahir, tidak ada sesuatu di atasMu. Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan) hingga terlepas dari kefakiran." (HR. Muslim)
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more