Jakarta, tvOnenews.com - Kasus dokter residen India, Moumita Debnath menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan membuat dunia heboh.
Puluhan orang memerkosa membuat Moumita Debnath meninggal dunia pada 9 Agustus 2024.
Dikutip tvOnenews.com dari Hindi Patrika, Minggu (25/8/2024), Dokter Moumita Debnath sedang menghadiri ruang seminar di tempat dirinya bekerja di rumah sakit.
Kala itu ia sedang mencoba beristirahat lantaran telah bekerja sampai 36 jam tanpa henti.
Sosok mendiang dokter Moumita Debnath korban pembunuhan dan rudapaksa di India. (Dok. Ohbulan)
Namun, teman-temannya mencurigai Dokter Moumita tidak kembali dan tak terlihat oleh mereka.
Hal itu membuat rekan-rekannya melaporkan mendian dokter tersebut telah hilang.
Rekan-rekannya pun turut melakukan penggeledahan mencari keberadaan Dokter Moumita.
Mereka langsung merasa terkejut saat menemukan jasad mendiang dokter tersebut yang sudah tergeletak.
Mereka menemukan jasadnya yang sudah dalam keadaan lemas dan tidak bernyawa di ruang seminar.
Mendiang dokter usia 31 tahun itu diduga menjadi korban pemerkosaan dan penyiksaan.
Mendiang Moumita Debnath mengalai luka-luka, patah tulang hingga trauma berdasarkan hasil autopsi.
Hasil autopsi memperlihatkan adanya bekas gigitan di bagian tubuhnya diduga dilakukan oleh beberapa orang.
Mendiang dokter tersebut diduga menjadi korban pembunuhan yang sangat kejam akibat bekas luka mengerikan di sekujur tubuhnya.
Tak hanya itu, hasil autopsi menunjukkan bagian kemaluan intim mendiang dokter tersebut juga diduga ditemukan 150 ml air mani atau sperma.
Penemuan sperma tersebut membuktikan mendiang dokter residen tersebut diduga telah menjadi korban pemerkosaan oleh puluhan orang.
Sontak, para dokter dan tenaga kesehatan di India terus melakukan aksi protes membuat kasus pembunuhan dan pemerkosaan tersebut semakin memanas.
Mereka sempat melakukan demonstrasi di berbagai jalan utama hingga depan pemerintah mewakili amarah publik yang menjadi pusat perhatian dunia.
Aksi demonstrasi tersebut lebih menekankan kepada pemerintahan India soal masalah keselamatan dan perlindungan bagi tenaga kesehatan.
Sebelumnya, Ustaz Adi Hidayat sempat menyoroti kasus pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak bersalah.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan kasus pembunuhan dan pemerkosaan yang disengaja memicu dosa besar karena membuat orang lain meregang nyawa.
"Teman-teman di antara perbuatan yang dinilai mengandung dosa yang amat besar, di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah dosa pada perbuatan menghilangkan satu nyawa dalam bahasa kini sering disebut dengan pembunuhan," ungkap Ustaz Adi Hidayat dikutip tvOnenews.com dari tayangan YouTube Adi Hidayat Official, Minggu.
Ustaz Adi Hidayat menyebutkan Al-Quran sangat mengecam tindakan pembunuhan hingga pemerkosaan.
Menurutnya, ada tujuh dosa besar yang diterima oleh para pelaku pembunuhan secara sengaja seperti pada kasus mendiang Dokter Moumita.
"Pembunuhan ini selain dikecam dalam Al-Quran diberikan satu peringatan yang sangat tegas juga digolongkan oleh Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam pada satu di antara tujuh dosa besar yang membinasakan, Sab'ul Mubiqat," terangnya.
Ia berpendapat bahwa, orang-orang yang melakukan pembunuhan dianggap sudah mengganggu ketenangan dan kenyamanan hidup korban.
"Membinasakan boleh jadi dalam arti hadirkan satu hal yang tidak nyaman dalam kehidupan di dunia," katanya.
"Membinasakan ketenangan, membinasakan kebahagiaan, membinasakan satu harapan, dan juga memberikan satu kondisi yang binasa saat kembali pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala di akhirat kelak," tandasnya.
(hap)
Load more