Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat dalam ceramahnya tentang fiqih shalat, mengingatkan sajadah terlalu empuk tidak bagus untuk sujud saat shalat.
“Jika beli sajadah jangan lihat bagusnya, lihat fungsinya, sajadah bagus tapi jika terlampau tebal tidak baik,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Sajadah adalah alas atau karpet kecil yang digunakan oleh seorang Muslim saat mendirikan ibadah shalat.
Dengan menggunakan sajadah, maka kesucian ibadah seorang Muslim dapat terjaga.
Namun, meski sajadah memiliki banyak keutamaan dalam shalat, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan agar sajadah jangan terlalu tebal.
Fiqih Shalat, Ustaz Adi Hidayat Ingatkan Sajadah Jangan Terlalu Tebal: Agar Sujud Menempel dengan Sempurna (Sumber: freepik)
“Jangan gunakan alas sujud yang terlampau empuk, sehingga tidak merasa pertemuan kening dan tempat sujud,” sarannya.
“Saya sering koreksi sajadah yang jika kita sujud itu tidak rasa nempel,” lanjutnya.
Hal ini karena berhubungan dengan menempelnya kening saat sujud dalam shalat.
Sujud adalah saat dimana seorang hamba merendah di hadapan Allah SWT.
Bahkan doa dianjurkan dipanjatkan saat sujud.
Namun jika sajadah yang digunakan terlampau tebal, akan menghambat kening menempel dengan sempurna saat sujud.
"Kata Nabi, kalau engkau sujud, tempelkan dengan sempurna. Sehingga terasa, ada penempelan antara kening dengan tempat sujud," tandas Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, hal ini karena saat sujud yang paling pokok adalah kening.
“Tempelkan dengan baik, baru berdoa, Tempelkan dengan nyaman, sampai merasakan sensasi yang enak nempelnya, yang penting kening,” ujarnya.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, semakin rata sajadah maka akan semakin bagus karena saat sujud darah akan dipompa.
Hal ini karena setelah diteliti secara ilmiah, Ustaz Adi Hidayat menerangkan bahwa ada titik 'God Spot' di antara dua kening.
"Itu enak, jadi kita tuh kayak sujud tuh mengalir ke puncak, ke dalam kepala kita, ke bagian yang tengah ini," tutur Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, secara umum jika sujudnya belum sempurna, maka seorang Muslim akan merasa pusing.
Namun, jika sujud telah dilakukan dengan sempurna maka pasti akan terasa ada kenikmatan dan kekhusyukan dalam ibadah kepada Allah SWT.
"Jika sudah enak maka barulah enak untuk berdoa," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Oleh karenanya, saat sujud Nabi akan lama, terutama saat sujud terakhir.
“Nabi makanya sering sujud lama. Mengapa di akhir sujud lama, karena kerinduannya kepada Allah SWT tercapai saat shalat," jelas Ustaz Adi Hidayat.
Itulah yang menjadikan sujud terakhir Rasulullah SAW selalu lama.
"Ketika nempel betul barulah permohonan inti diminta," saran Ustaz Adi Hidayat.
Bahkan kata Ustaz Adi Hidayat, jika seorang Muslim sampai di titik ini maka doa akan mudah dikabulkan.
"Biasanya sudah sampai ke titik ini, belum minta sudah dikabulkan. Makanya, jika ada masalah tumpahkan saja saat sujud, minta sama Allah," saran Ustaz Adi Hidayat.
Hal ini kata Ustaz Adi Hidayat, sebagaimana kisah Nabi Yusuf di surah ke 12 ayat 85-86.
"Jika punya masalah di rumah tangga curhat kepada Allah. Seberat apapun masalah, pertama terima dulu dengan sabar. Karena Allah menerima ujian sesuai kemampuannya," nasihat Ustaz Adi Hidayat.
Kemudian yang kedua kata Ustaz Adi Hidayat, masalah diberikan diberikan atas doa yang kita pinta.
"Tidak mungkin mengabulkan sesuatu tanpa ujian. Ujian itu diberikan untuk penaikan level," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Maka pintalah saat sujud dalam shalat.
Namun harus diingat, Nabi Muhammad SAW melarang penggunaan sajadah yang terlalu empuk atau mewah dalam ibadah.
Dalam kehidupan, Rasulullah SAW menekankan pentingnya kesederhanaan dan ketaatan dalam beribadah.
Maka bermewahan berlebih haruslah dihindari oleh seorang Muslim.
Surah At Takasur Ayat 3-8
Ayat 3
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ
Artinya: Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).
Ayat 4
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ
Artinya: Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).
Ayat 5
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ
Artinya: Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, (niscaya kamu tidak akan melakukannya).
Ayat 6
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ
Artinya: Pasti kamu benar-benar akan melihat (neraka) Jahim.
Ayat 7
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ
Artinya: Kemudian, kamu pasti benar-benar akan melihatnya dengan ainulyakin.
Ayat 8
ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ࣖ
Artinya: Kemudian, kamu pasti benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).
Itulah pesan Ustaz Adi Hidayat mengenai pentingnya memperhatikan sajadah sebagai alas untuk shalat.
Semoga artikel ini bermanfaat dan disarankan bertanya langsung kepada ulama atau ustaz atau ahli agama Islam agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.
Wallahu’alam
(put)
Load more